Industri Dilanda Ketidakpastian, Chevron Batalkan Proyek Pengeboran
Kamis, 18 Desember 2014 - 14:23 WIB
Sumber :
- REUTERS/Fred Prouser/Files
VIVAnews
- Chevron Corp memutuskan untuk menahan rencananya membangun kilang pengeboran minyak di Laut Beaufort, Kanada Arktik atau wilayah kutub utara, hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Alasannya, industri sedang dilanda ketidakpastian ekonomi karena harga minyak jatuh.
Keputusan Chevron menarik diri dari proyek pengeboran di wilayah Arktik ini telah disampaikan kepada Dewan Energi Nasional Kanada melalui surat resmi yang disampaikan pada Rabu kemarin.
Keputusan Chevron menarik diri dari proyek pengeboran di wilayah Arktik ini telah disampaikan kepada Dewan Energi Nasional Kanada melalui surat resmi yang disampaikan pada Rabu kemarin.
Baca Juga :
Sebelum Hangus Ganti Tahun, Poin MyPertamina Bisa Ditukar dengan Logam Mulia hingga Motor Sport
Proyek pengeboran ini merupakan yang terbesar untuk ditunda setelah harga minyak turun hampir setengahnya selama enam bulan terakhir. Ini sekaligus menambah panjang daftar perusahaan minyak yang memotong anggaran belanja mereka untuk tahun 2015 dikarenakan kejatuhan harga minyak.
"Chevron telah menempatkan rencana pengeboran untuk ditahan tanpa batas waktu," demikian pernyataan perusahaan itu dalam suratnya kepada regulator, yang dikonfirmasi oleh juru bicara, seperti dikutip
Reuters,
Kamis 18 Desember 2014.
Raksasa perusahaan minyak yang berbasis di California AS ini sejak 2009 telah merencanakan proyek tersebut dengan baik dan dijadwalkan pengeboran bisa dilaksanakan pada 2020.
Perusahaan ini sebelumnya secara terbuka telah menyampaikan harapannya untuk memperoleh keuntungan yang "sangat signifikan" dengan belanja modal di wilayah tersebut. Chevron membayar sebesar 103,3 juta dolar Kanada untuk hak mengeksplorasi di area seluas sekitar 206 ribu hektare di kawasan timur perbatasan Kanada-AS tersebut.
Baca juga:
Halaman Selanjutnya
Proyek pengeboran ini merupakan yang terbesar untuk ditunda setelah harga minyak turun hampir setengahnya selama enam bulan terakhir. Ini sekaligus menambah panjang daftar perusahaan minyak yang memotong anggaran belanja mereka untuk tahun 2015 dikarenakan kejatuhan harga minyak.