Petani Tambak di Yogya Keluhkan Sulitnya Solar Bersubsidi

Petugas SPBU melakukan pengisian bahan bakar solar
Sumber :
  • Antara/Dedhez Anggara
VIVAnews
- Tak hanya sektor transportasi yang mengeluh kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi, baik premium maupun solar. Sektor pertanian pun merasa tersiksa karenanya.


Pembudidaya tambak udang yang berada di kawasan pesisir pantai selatan Yogyakarta, misalnya. Mereka mengeluh sulit mendapatkan solar untuk menghidupkan kincir angin.


Ketua Asosiasi Petambak Udang Bantul (Ata Aba) Sudarno mengatakan, seharusnya para petambak udang mendapatkan  jatah solar bersubsidi karena masuk dalam kategori petani.
Siap Jalankan Operasi Perdamaian Bersama PBB, 130 Prajurit Wanita TNI Digembleng Berhari-hari di Markas PMPP


Perubahan Hormon, 4 Golongan Wanita Ini Paling Rentan Kena Hiperpigmentasi
Namun kenyataannya, banyak kendaraan milik petambak yang ditahan oleh polisi ketika membeli solar bersubsidi.

Usai Dilantik, Pimpinan dan Dewas KPK Baru Bakal Gelar Induksi Besok

“Banyak anggota kelompok kami yang ditangkap polisi saat membeli solar bersubsidi,” katanya pada Minggu, 24 Agustus 2014.


Sudarno menambahkan, kesulitan membeli solar bertambah ketika Gubernur DIY, Sri Sultan mengatakan bahwa ratusan tambak tersebut tidak berizin. Mereka disebut menggunakan tanah “sultan ground” tanpa meminta izin pemiliknya.


“Akibat maraknya informasi miring mengenai petambak udang, maka kita kadangkala kesulitan dalam membeli bahan bakar,” jelasnya.


Sudarno menambahkan, selain kesulitan mendapatkan BBM ia juga kesulitan mendapatkan kredit dari perbankan karena usaha tambak yang dianggap ilegal dan tidak sesuai dengan aturan yang ada.


“Kalau sudah dibilang ilegal maka tidak ada lembaga keuangan yang bersedia memberikan kredit karena resikonya tinggi.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya