OJK Dorong Perbankan Syariah Manfaatkan Potensi Kelas Menengah
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Otoritas Jasa Keuangan (OKJ) menilai perbankan syariah harus dapat menangkap potensi kelompok masyarakat berpenghasilan menengah (middle income group) yang tumbuh di Indonesia saat ini. Salah satunya, dengan mengembangkan jasa dan pelayanannya menjadi lebih modern.
Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, Edy Setiadi, Kamis 6 Maret 2014 mengungkapkan, masyarakat berpenghasilan menengah saat ini cenderung menggunakan informasi dan teknologi dalam melakukan aktivitasnya.
"Mereka ke mana-mana pakai gadget. Jadi, kalau perbankan syariah polanya masih tradisional akan ketinggalan. Ini perlu diantisipasi," ungkap Edy dalam acara dialog ekonomi syariah 2014 di Jakarta.
Dia mengatakan, krisis ekonomi global saat ini yang berimbas ke Indonesia, tidak terlalu berdampak signifikan kepada pasar perbankan syariah nasional. Kondisi tersebut karena pangsa pasar di Indonesia didominasi ritel.
Meski dikategorikan sebagai negara dengan pertumbuhan pasar syariah yang cepat, menurut Edy, pangsa pasar di Indonesia masih kecil dibandingkan negara lain yang industri syariahnya juga berkembang.
"Seperti di Malaysia, mereka lebih menyasar ke korporat, sedangkan kita ke ritel. Jadi, kalau dilihat dari account-nya itu besar, hampir 40 persen. Tapi, secara nominal kecil," tambahnya.
Selain modernisasi jasa dan pelayanan bank syariah, Edy melanjutkan, hal lain yang harus diperhatikan adalah peningkatan rasio kecukupan modal perbankan syariah (CAR). Ke depannya, CAR yang dimiliki harus setara dengan bank konvensional, yaitu di atas 14 persen.
"Dengan CAR yang tinggi ekspansi dapat lebih maksimal," ujarnya. (art)