Konsumen China Lebih Gemar Produk Amerika

Suasana belanja pada Black Friday di New York.
Sumber :
  • REUTERS/Eric Thayer

VIVAnews - Konsumen Amerika dan China ternyata lebih memilih serta rela membayar lebih untuk produk buatan Amerika. Pembeli rela membayar 10-60 persen lebih mahal untuk merek Amerika dengan alasan cinta buatan Negara Paman Sam itu dan pertimbangan kualitas.

Riset The Boston Consulting Group (BCG) menunjukkan lebih dari 80 persen konsumen Amerika lebih memilih produk AS. Yang mengejutkan adalah lebih dari 60 persen konsumen China juga memilih membayar lebih untuk produk berlabel "Made in USA" dibanding label "Made in China".

Survei dilakukan pada September terhadap 5.000 konsumen di Amerika, China, Jerman, dan Prancis terkait sikap mereka terhadap nilai dari produk buatan Amerika serta perilaku konsumsinya. Hasilnya, konsumen AS akan membeli merek buatan negaranya di berbagai kategori produk.

3 Teroris MIT Ditangkap Densus 88, Peran dan Tugas Masing-masing Diungkap

Sekitar dua pertiga konsumen Amerika bersedia membeli produk premium untuk sepuluh kategori produk utama yang diuji, dari makanan bayi, peralatan eletronik, dan pakaian. Mereka bersedia membayar 10-60 persen lebih mahal dari setiap kategori uji.

Dalam setiap satu dari 10 kategori, setidaknya ada 20 persen konsumer AS yang bersedia membayar lebih dari 10 persen. Hampir 60 persen dari konsumen AS memilih produk buatan Amerika, meski lebih mahal dibanding buatan China.

Sementara itu, dalam survei konsumen China, BCG juga menemukan hasil yang sama. Sekitar 60 persen konsumen China memilih membayar lebih untuk barang buatan AS.

Hampir 50 persen konsumen China memilih produk buatan AS dibanding buatan China dengan harga dan kualitas setara. Para konsumen China bersedia membayar lebih dari 10 hingga hampir 80 persen dalam uji kategori.

Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat peluang besar bagi manufaktur dan ritel untuk mempromosikan barang buatan Amerika, tak hanya di AS namun juga di China. "Perusahaan ritel mungkin ingin menyesuaikan strateginya untuk memanfaatkan kepentingan konsumen yang kuat," ujar Senior Partner BCG, Harold L. Sirkin. (art)