Cara Putera Sampoerna Cetak Pemimpin RI
- VIVAnews/Indrani Putri
VIVAnews -Â Tak hanya soal bisnis, para hartawan di Tanah Air turut memberikan perhatian penuh pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Lewat yayasan nirlaba milik pengusaha, sekaligus orang kaya Indonesia, Putera Sampoerna Foundation membantu siswa dari kalangan kurang mampu untuk bersekolah di SMA Unggulan.
Lewat Akademi Sampoerna di Malang dan Pelambang, sebanyak 226 siswa berhasil menyelesaikan studi, sekaligus menjadi lulusan pertama dari sekolah menengah yang memberikan beasiswa penuh selama tiga tahun itu.
"Alhamdulillah, setelah tiga tahun ini, 226 lulus dengan predikat sangat baik, dan mereka harus melanjutkan perjalanannya," kata Managing Direktur Putera Sampoerna Foundation, Nenny Soemawinata dalam keterangan persnya di Gedung Sampoerna Strategic, Jakarta, Selasa 17 Juli 2012.
Menurut catatan Sampoerna Foundation, dari 226 siswa itu, sebanyak 129 orang lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sedangkan 15 siswa lagi diterima melalui jalur undangan di Unair, ITB, IPB, UGM, Unpad, dan UI.
Tak hanya di dalam negeri, sebanyak 25 lulusan Akademi Sampoerna juga diterima di universitas ternama di Amerika Serikat seperti Texas Tech University, University of Missouri, University of Minnesota, West Virginia University, University of Hawaii Manoa, University of Kentucky, dan Lonestar Community College.
"Tugas kami, sampai mereka selesai dan kembali ke masyarakat. Jadi, waktu mereka pertama masuk, pasti berpikir ini ujungnya ke mana. Sekarang paling tidak mereka sudah tenang," kata Nenny.
Putera Sampoerna Foundation merekrut para siswa itu dari keluarga pra sejahtera dengan visi menciptakan pemimpin masa depan. Menurutnya, Putera Sampoerna mengawali pendirian yayasan itu dengan riset mendalam, yang menemukan permasalahan mendasar bangsa pada sektor pendidikan.
"Kami ingin membuktikan anak-anak prasejahtera yang kami bantu ini, dengan pendidikan internasional bisa seperti apa nantinya," ujar Nenny. "Kita masuk pasar global tapi pendidikan tidak selevel, bagaimana jadinya?"
Menurutnya, usia SMA merupakan target beasiswa paling strategis, karena usia pendidikan sekolah dasar (SD-SMP) sudah ditangani pemerintah lewat program wajib belajarnya. "SMA kami di Malang, sepuluh terbaik di kota Malang," ujarnya.
Sampoerna Foundation menjamin, para lulusan itu masih akan menerima pendampingan sampai menyelesaikan pendidikan tinggi dan kembali ke masyarakat. Salah satu upaya pendampingan dilakuan melalui Koperasi Siswa Bangsa.
"Melalui Koperasi Siswa Bangsa, para lulusan akan menerima dana bantuan pendidikan yang diberi nama Dana Siswa Bangsa, untuk melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat yang lebih tinggi," ujarnya.
Dana itu merupakan bantuan pendidikan dalam bentuk pinjaman tanpa agunan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Kontribusi para siswa akan dimulai enam bulan setelah lulus dan bekerja dengan besaran 20 persen gaji selama masa produktif.
Koperasi Siswa Bangsa itu diprakarsai Putera Sampoerna Foundation dengan dukungan USAID, UBS AG, dan RBI. (asp)