APBN Tekor Rp 104,2 Triliun dalam Tiga Bulan Pertama 2025
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp 104,2 triliun, atau setara 0,43 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per Maret 2025.
Angka ini sekitar 16,9 persen dari target defisit APBN 2025 yang senilai Rp 616,2 triliun atau setara 2,53 persen dari PDB yang telah disetujui bersama DPR RI.
"Kami ingin menyampaikan bahwa kita akan tetap menjaga APBN dan terutama utang, dan juga defisit kita secara tetap prudent, transparan, hati-hati," ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, dikutip Rabu, 9 April 2025.
Adapun defisit ini berasal dari pendapatan negara yang baru sebesar Rp 516,1 triliun, dari target tahun ini yang sebesar Rp 3.005,1 triliun. Kemudian belanja negara yang realisasinya sebesar Rp 620,3 triliun dari target Rp 3.621,3 triliun dalam APBN 2025.
[Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati beserta jajarannya, dalam Konferensi Pers APBN KiTa bulan Januari dan Februari 2025 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025]
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Bila dirinci, pendapatan negara ini terdiri dari penerimaan pajak yang realisasinya hingga 31 Maret 2025 sebesar Rp 400,1 triliun atau 16,1 persen dari target 2025, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 115,9 triliun atau 22,6 persen dari target.
Sedangkan belanja negara tersebut, berasal dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 413,2 triliun atau 15,3 persen dari target. Kemudian Transfer Ke Daerah Rp 207,1 triliun atau 22,5 persen dari target.
Namun demikian, keseimbangan primer tercatat mengalami surplus Rp 17,5 triliun atau minus 27,7 persen dari target defisit keseimbangan primer Rp 63,3 triliun.
