Saham ANTM Meroket 11 Persen Usai Umumkan Laba Bersih Rp 3,85 Triliun di 2024

Ilustrasi investor pasar modal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Jakarta, VIVA – Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam melesat naik pada sesi I perdagangan Rabu, 9 April 2025. Pantauan VIVA di RTI pukul 12.00 WIB, saham ANTM tercatat di level 1.560 dan menguat 160 poin atau 11,43 persen.

Harga Emas Antam Hari Ini 26 April 2025 Turun, Simak Rinciannya

Kenaikan cukup signifikan ini terjadi pada saham ANTM, usai sehari sebelumnya atau pada Selasa, 8 April 2025 kemarin ikut anjlok seiring IHSG yang terjun bebas.

Terlebih, ANTM juga baru melaporkan capaian kinerja positif di sepanjang tahun 2024, dimana mereka berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 3,85 triliun atau naik 25 persen dibandingkan laba bersih tahun 2023 yang sebesar Rp 3,08 triliun.

IHSG Ditutup Menguat tapi Tertahan di Bawah 6.700, Saham UNVR hingga MYOR Ngegas

Gedung ANTAM (Aneka Tambang)

Photo :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

Sekretaris Perusahaan ANTM, Syarif Faisal Alkadrie menyampaikan, di tahun 2024 pihaknya juga menorehkan pendapatan sebesar Rp 69,19 triliun, sebagai capaian tertinggi sepanjang sejarah.

IHSG Sesi I Rebound! Saham Unilever Naik Dua Digit

"Hal itu selaras dengan EBITDA yang mencapai Rp 6,73 triliun, atau naik 3 persen dari tahun 2023 yang sebesar Rp 6,55 triliun," kata Syarif dalam keterangannya, Rabu, 9 April 2025.

Menurutnya, kinerja keuangan Antam yang positif menunjukkan ketangguhan perusahaan dalam menghadapi tantangan pada tahun 2024 lalu, yang dipengaruhi oleh dinamika regulasi sekaligus ketidakpastian kondisi global.

Tidak hanya sekadar bertahan, Dia memastikan bahwa melalui pengelolaan kinerja operasional yang robust dan agile dalam merespons dinamika pasar, Antam berhasil meraih pertumbuhan kinerja keuangan yang sehat. "Dan menegaskan posisi perusahaan yang kokoh di industri," ujarnya.

Syarif membeberkan bahw di sepanjang 2024, Antam mencatatkan laba kotor Rp 6,5 triliun dengan laba usaha Rp 3 triliun, atau naik 15 persen secara tahunan. Peningkatan laba operasional tersebut berasal dari kenaikan pendapatan yang disertai pengelolaan beban usaha yang optimal, di mana beban usaha turun sekitar 5 persen menjadi Rp 3,5 triliun.

"Penurunan ini utamanya disebabkan oleh penurunan biaya terkait logistik dan asuransi seiring dengan terdampaknya penjualan komoditas nikel dan bauksit karena kendala perizinan di tahun 2024," ujar Syarif.

Dari sisi neraca, ANTM juga mencatat kenaikan aset dari Rp 42,85 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 44,52 triliun pada akhir 2024. Pada periode yang sama, posisi ekuitas perseroan juga tumbuh 3 persen menjadi Rp 32,2 triliun.

"Di samping melunasi pinjaman investasi terjadwal, perseroan juga mempercepat pelunasan pinjaman dengan total outstanding Rp 1,68 triliun, sehingga memberikan ruang tambahan leverage untuk menunjang pengembangan bisnis perusahaan ke depannya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya