Wamen Tiko Sebut Pasar Saham Respons Positif Danantara dan Perombakan Direksi Himbara
- Istimewa
Jakarta, VIVA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil berbalik arah dari koreksi tajam lebih dari 6 persen. Dalam sepekan ini, IHSG mencatatkan penguatan seiring pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) oleh himpunan bank milik negara (Himbara).
Saat meninjau arus mudik Lebaran 2025 di Stasium KA Senen bersama Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono pada Jumat, 28 Maret 2025, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan keyakinanan bahwa pasar modal domestik akan bangkit.
Menurut Wamen BUMN, penguatan pasca koreksi tajam disokong dari sentimen masyarakat mulai membaik dan kembali percaya diri. Salah satunya karena bank plat merah melaporkan kinerja keuangan yang solid sepanjang periode tahun 2024.
Pergerakan IHSG (Foto ilustrasi)
- VIVAnews/M Ali Wafa
"Kami melihat sentimen di masyarakat membaik. Kalau kita melihat di pasar modal, satu dua hari terakhir terjadi pembalikan yang luar biasa. Jadi kita melihat dari sisi sektor rill maupun sektor pasar modal sudah ada tanda-tanda masyarakat semakin confident," jelas Wamen Kartika.
Menurutnya, pergantian pengurus di bank-bank BUMN maupun pengurus Danantara juga mendapat respon yang positif dari pelaku pasar. Ia pun berharap momentum ini dapat terus terjaga.
"Respons sangat positif di pasar jadi kami menganggap sebagai momentum positif yang harus terus kita jaga," imbuhnya.
Sebagai informasi tambahan, IHSG terpantau menguat dalam dua hari terakhir. Pada Kamis, 27 Maret 2025, indeks ditutup menguat 0,59 persen atau 38,62 poin menjadi 6.510.
Sementara di hari sebelumnya, IHSG melesat 3,79 persen atau 236,73 poin ke level 6.472,35. Bahkan nilai transaksi sempat tembus hingga Rp 34,32 triliun pada Rabu, 26 Maret 2025.
Rupiah hingga IHSG Diprediksi Anjlok Buntut Produk RI Kena Tarif 32 Persen dari Trump
Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi ambruk usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif impor 32 persen ke Indonesia.
