Harga Bitcoin Diprediksi Bisa Tembus Rp2,1 Miliar Dalam Waktu Dekat, Ini Kata Analis

Bitcoin.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin kembali menjadi sorotan para investor global. Setelah sempat stagnan dalam beberapa pekan terakhir, kini sinyal-sinyal positif mulai terlihat dari pergerakan harga mata uang kripto terbesar di dunia ini. 

Momentum Emas untuk Industri Kripto

Bagi sebagian orang, lonjakan harga Bitcoin mungkin hanya dianggap momen sementara. Namun, bagi para analis dan trader, ini justru fase konsolidasi yang sehat sebelum memasuki fase bullish yang lebih kuat. Bahkan, ada yang memprediksi bahwa harga Bitcoin bisa menembus USD130.000 atau setara Rp2,1 miliar dalam waktu dekat.

Melansir dari Cointelegraph, Selasa, 25 Maret 2025, sepanjang pekan lalu, Bitcoin (BTC) mencatatkan performa mingguan terbaiknya dalam lebih dari dua bulan. Harga BTC naik 4,24 persen hingga menyentuh level tertinggi harian di USD88.804 atau setara Rp1,47 miliar. Lebih dari itu, BTC berhasil kembali menempati posisi bullish di grafik harian.

Analis Ini Percaya Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp4 Miliar, Mungkinkah?

Penutupan mingguan di atas USD84.600 atau Rp1,4 miliar, peluang BTC untuk menguji level USD90.000 atau sekitar Rp1,49 miliar semakin besar. Meski demikian, untuk benar-benar menembus level tertinggi tersebut, Bitcoin masih harus melewati resistensi menurun yang selama ini membatasi gerakannya.

Peneliti Bitcoin, Axel Adler Jr., menyebut bahwa koreksi harga Bitcoin saat ini hanyalah jeda sehat dalam tren kenaikan. Berdasarkan metrik onchain, siklus harga Bitcoin saat ini mencerminkan konsolidasi yang sehat, bukan tanda dimulainya pasar bearish. 

Kirim THR dengan Cara Unik

"Bitcoin belum masuk ke zona panas dalam siklus ini, berdasarkan model harga investor BTC," jelas Adler. Model ini sempat memberikan sinyal jual sebanyak dua kali pada 2021, dengan mempertimbangkan realized cap, thermo cap, harga investor, dan suplai Bitcoin.

Bitcoin dan aset kripto.

Photo :
  • Pioneering Minds

Adler juga menggunakan metrik cumulative value days destroyed (CVDD), yang memantau aktivitas penjualan oleh pemegang jangka panjang. Ia menegaskan, "Pasar masih berada dalam tahap pertumbuhan." 

"Melihat dinamika pasar saat ini, kita mungkin akan melihat investor berpengalaman mengambil keuntungan begitu Bitcoin menembus level puncak utama (USD123.000 atau Rp2,04 miliar), yang berpotensi memberikan tekanan ke bawah pada harga," kata Adler di artikelnya di Substack.

Berdasarkan analisis tersebut, Adler  memprediksi Bitcoin dapat mencapai USD130.000 atau Rp2,15 miliar dalam 90 hari ke depan. Tak hanya dari sisi analisis teknikal, data dari Velo juga menunjukkan adanya lonjakan open interest (OI) Bitcoin sebesar USD1,5 miliar atau sekitar Rp24,9 triliun dalam 24 jam terakhir. 

OI sendiri mencerminkan total nilai kontrak berjangka yang masih aktif. Sementara itu, tingkat pendanaan (funding rate) tetap netral, menunjukkan tidak ada dominasi antara trader bullish maupun bearish. Lonjakan momentum harga Bitcoin terjadi pada Minggu malam, 23 Maret, ketika volume perdagangan rendah, sebuah kondisi yang seringkali membuat aksi leveraged trading punya dampak besar terhadap pergerakan harga.

Secara teknikal, Bitcoin telah mencatatkan level tertinggi baru di USD88.750 atau Rp1,47 miliar dalam sepekan terakhir. Namun, grafik menunjukkan bahwa harga saat ini sedang menguji upper Bollinger Band dan resistance menurun. BTC juga tengah bergerak di dalam channel naik. 

Kondisi ini, membuat koreksi jangka pendek ke zona permintaan antara USD86.000 hingga USD87.000 (Rp1,42 miliar hingga Rp1,44 miliar) bisa terjadi sebelum akhirnya menembus level USD90.000. Jika semua berjalan sesuai proyeksi, target Bitcoin menuju USD130.000 atau Rp2,15 miliar bukan tidak mungkin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya