Misbakhun Minta Investor di BEI Tidak Terpengaruh Rumor dan Persepsi
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun mengajak para pelaku pasar modal yang ada di Bursa Efek Indonesia atau BEI, tetap optimistis terhadap perekonomian nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini.
Politisi asal Partai Golkar tersebut menegaskan, tidak ada yang membuat investor yang di bursa harus bersikap pesimistis. Itu dikatakan Misbakhun,Misbakhunsaat menjadi pembicara pada Capital Market Forum 2025 bertema 'Optimisme Pasar Modal RI di Tengah Perang Dagang Jilid II' yang diselenggarakan CNBC Indonesia di BEI, Jakarta, Jumat kemarin.
Penuruan IHSG hingga 5 persen yang memicu pembekuan sementara perdagangan atau trading halt di BEI pada Selasa lalu, disebabkan senstimen dan persepsi. Tetapi itu jauh dari fundamental ekonomi nasional.
“Apakah pantas negara sebesar Indonesia, di-drive (disetir) dari satu isu ke isu yang lain yang ditopang isu dan rumor, tidak ditopang oleh fundamental ekonomi itu sendiri?” ujar Misbakhun.
Politisi yang juga doktor ilmu ekonomi tersebut menjabarkan data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI). Data tersebut sudah dibedah dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan LPS dan BI pada Rabu dan Kamis, 19 dan Maret 2025.
Mengutip dari hasil survei LPS yang dilakukan pada Februari 2025, Misbakhun mengatakan kalau kepercayaan konsumen kembali ke level optimistis. Indeks kepercayaan konsumen pada angka 107,1.
Sedangkan saat ini angkanya 84,8. Indeks ekspektasi di angka 123,9. Dari situ, Misbakhun menegaskan ini menunjukkan optimisme yang jelas dan terukur.
“Retail memang masih mengalami konstraksi terbatas, tetapi penjualan semen mulai pulih, penjualan otomotif mengalami pemulihan, PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur melanjutkan ekspansi, bahkan neraca perdagangan kita naik,” jelas Misbakhun.
Data BI juga dijelaskannya. Untuk sektor konsumsi rumah tangga, diakuinya memang terganggu. Tapi untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih terjaga di tengah ketidakpastian yang tinggi.
“Sektor padat karya juga memberikan arah kepada kita menuju optimisme,” imbuhnya.
Data lain dari BI juga dipaparkan Misbakhun. Dimana stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran yang terjaga. Selain itu, aliran masuk (inflow) ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang menunjukkan pergeseran angka positif.
Hingga Kamis 20 Maret 2025, cadangan devisa Indonesia juga sangat tinggi, sampai pada USD 156 miliar.
“The highest, tertinggi dalam sejarah devisa yang dimiliki Indonesia,” ucapnya.
Angka inflasi, tambah Misbakhun, juga terkendali. “Dijaga tetap rendah,” katanya.
Data lain dari BI yang menunjukkan hal positif ialah kredit perbankan tetap tumbuh. Kata dia, Kredit Likuiditas Makroprudensial atau KLM juga tetap tinggi.
KLM merupakan kebijakan BI untuk mendorong perbankan menyalurkan kredit kepada sektor-sektor prioritas. BI akan meningkatkan insentif KLM dana pihak ketiga (DPK) menjadi 5 persen per 1 April 2025.
“Likuiditas perbankan memadai, NPL (non-performing loan, red ) tetap rendah. Kecukupan modal perbankan tinggi,” tambah Misbakhun.
Penggunaan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), jelas Misbakhun, berdasarkan data BI itu tinggi.
“Walaupun situasinya mengalami penurunan, volume transaksi QRIS tetap tumbuh tinggi,” katanya.
Tentang APBN 2025, Misbakhun menegaskan angkanya tetap meski Presiden Prabowo melakukan penajaman pada beberapa pos anggaran. Politisi yang pernah menjadi pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) itu menegaskan, APBN 2025 tetap pada volume yang sama yakni Rp 3.621,3 triliun.
Misbakhun menambahkan DPR akan mengawal defisit APBN 2025 tetap di angka 2,53 persen dari PDB. Menurut dia, data makroekonomi Indonesia, baik dari sisi kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal, tidak semestinya disikapi secara pesimistis.
“Pesan ini harus sampai ke pelaku pasar di bursa saham kita,” katanya.