Pemerintah Kucurkan Rp16,6 Triliun ke Bulog untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
- VIVA/Ainuni Rahmita
Sragen, VIVA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengalokasikan pendanaan sebesar Rp16,6 triliun kepada Perum Bulog untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Juru Bicara dan Tenaga Ahli Utama Presiden Communication Office, M. Prita Laura, menegaskan bahwa pendanaan ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo dalam memperkuat sektor pertanian dan pangan.
Pernyataan tersebut disampaikan Prita saat meninjau proses pengolahan gabah menjadi beras Bulog yang kemudian didistribusikan ke masyarakat. Peninjauan berlangsung di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen, Jawa Tengah, pada Jumat (21/3/2025).
Prita menjelaskan bahwa pendanaan Rp16,6 triliun ini bertujuan untuk dua hal utama yaitu memastikan ketersediaan bahan pangan dan menjaga harga beras tetap stabil.
“Beras tentunya menjadi salah satu prioritas. Bentuk penguatan yang dilakukan pemerintah adalah investasi Rp16,6 triliun kepada Bulog. Tujuannya yang pertama adalah memastikan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat, karena pangan berkaitan erat dengan keamanan negara. Yang kedua adalah menjaga harga tetap stabil, agar terjangkau bagi masyarakat sekaligus menguntungkan bagi petani,” ujarnya.
Lebih lanjut, Prita menyoroti praktik perantara atau broker yang selama ini merugikan petani. Dengan pendanaan ini, harga pembelian gabah dari petani bisa lebih tinggi, sehingga kesejahteraan mereka lebih terjamin.
“Ada praktik-praktik middleman yang selama ini memiskinkan petani. Kami ingin melihat bagaimana kebijakan ini bisa berjalan dengan baik di lapangan,” tambahnya.
Di sisi lain, Bulog cabang Surakarta telah menjalankan kebijakan pemerintah ini dengan membeli gabah langsung dari petani sejak Februari 2025.
“Mulai dari Februari, Bulog di cabang Surakarta sudah membeli gabah dari petani, kemudian diolah di SPP Sragen. Gabah yang sudah dicek kualitasnya akan dikeringkan, lalu digiling menjadi beras medium,” kata Willy Adi Purba, Manajer Operasi Sentra Penggilingan Padi Sragen, UB Industri Regional II Surabaya.
Menurut Willy, saat ini operasional di SPP Sragen berlangsung penuh untuk mengakomodasi panen raya.
“Sudah beberapa hari ini operasi kami bisa dikatakan full load. Bahkan, tim kami bekerja dalam dua hingga tiga shift karena sedang menghadapi puncak panen,” jelasnya.
Sebelumnya, pendanaan tersebut resmi ditetapkan setelah Kementerian Keuangan menandatangani Perjanjian Investasi dengan Perum Bulog pada 11 Maret 2025 di Jakarta. Pendanaan ini juga menandai penunjukan Bulog sebagai Operator Investasi Pemerintah (OIP) sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-38/MK.5/2025.
Dengan langkah ini, pemerintah berharap sektor pangan semakin kuat, petani lebih sejahtera, dan masyarakat tetap mendapatkan harga beras yang terjangkau.