Laris Manis! Penjualan Emas Digital BSI Tumbuh 240 Persen dalam Setahun
- Freepik
Jakarta, VIVA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mengumumkan penjualan emas digital mengalami pertumbuhan pesat dalam setahun terakhir. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap emas sebagai safe haven.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menuturkan, emas tetap menjadi pilihan utama investor sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian. Selain itu, harga emas yang terus menunjukkan tren kenaikan menjadi daya tarik masyarakat untuk mengalokasikan dananya.
Dikutip dari situs BSI, harga emas digital di platform BYOND per tanggal 20 Maret 2025 mencapai harga Rp 1.732.000 per gram atau naik Rp 19 ribu dalam sehari. Mengacu harga Antam, pada hari yang sama emas dijual seharga Rp 1.774.000 per gram pada 20 Maret 2025 atau naik Rp 15 ribu.
Dengan posisi tersebut, harga emas mengalami lonjakan sebesar 18,33 persen atau Rp 263.360 sejak awal tahun 2025. Sementara secara year on year (YoY), harga emas membukukan lompatan harga sebesar Rp 618.360 atau 55,52 persen.
Ilustrasi harga emas dunia
- Istimewa
Dalam enam bulan terakhir harga emas naik sekitar 22 persen dari Rp 1,45 juta menjadi Rp 1,77 juta per gram. Kenaikan harga emas sekaligus mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven.
"Apalagi bila melihat tren harga emas dunia yang cenderung meningkat, investasi emas merupakan langkah yang tepat," kata Anton dikutip dari situs resmi BSI pada Jumat, 21 Maret 2025.
Besarnya minat investor terhadap emas berpengaruh kepada pertumbuhan bisnis emas BSI khususnya penjualan emas melalui platform digital melalui aplikasi BYOND. Saat ini, jumlah nasabah BSI Emas Digital hampir mencapai 200 ribu nasabah.
Sampai tanggal 19 Maret 2025, penjualan emas digital tumbuh sebesar 240 persen secara tahunan dan hampir 70 persen secara bulanan. Adapun untuk saldo BSI Emas Digital sampai tanggal tersebut melesat 99 persen secara YoY dan tumbuh secara secara sebesar 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Emas yang dijual oleh BSI memiliki standar 99,99 persen dengan harga jual serta harga beli yang kompetitif. Selain itu, bank BSI juga memberikan kemudahan investasi aset safe haven ini dengan layanan cicil emas.
"Dengan kondisi harga emas yang terus meningkat dan mendorong masyarakat untuk membeli emas, kami berekspektasi pertumbuhan nasabah BSI Emas Digital akan mencapai peningkatan 2 sampai 3 kali," imbuh Anton.
Total omset bisnis emas BSI saat ini mencapai Rp 28,7 triliun. Perseroan pun semakin masif menggarap potensial market yang cocok dengan model bisnis bank emas karena emas bisa dimiliki oleh seluruh segmen nasabah.
"Kami optimis kehadiran BSI sebagai bank emas pertama di Indonesia akan menjadi new game changer untuk memberikan diversifikasi instrumen investasi syariah yang aman, mudah dan bisa diakses kapanpun dan di manapun," tutur Anton.