Moody's Nilai Ekonomi RI Resilien, Gubernur BI: Dunia Internasional Yakin Perekonomian RI Solid
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Lembaga pemeringkat Moody's menilai, ekonomi Indonesia tetap resilien didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil dan solid serta kredibilitas kebijakan moneter dan fiskal yang terjaga. Disebut ekonomi Indonesia tetap kuat didukung dengan keunggulan sumber daya alam dan bonus demografis.
Sejalan dengan itu, komitmen otoritas moneter dan fiskal untuk tetap menjaga kredibilitas kebijakan juga mendukung stabilitas makro ekonomi tetap terjaga. Faktor-faktor tersebut melandasi profil sovereign credit rating (SCR) Indonesia berada pada level Baa2 dengan outlook stabil.
Merespons hal itu Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan kepercayaan Moody's terhadap resiliensi ekonomi mencerminkan keyakinan dunia internasional terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
“Kepercayaan Moody's terhadap resiliensi ekonomi Indonesia menjadi salah satu indikator positif yang mencerminkan keyakinan dunia internasional terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang solid, di tengah tingginya ketidakpastian keuangan global." ujar Perry dalam keterangannya Jumat, 21 Maret 2025.
Ekonomi Indonesia
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Perry mengatakan, hal ini juga didukung oleh komitmen otoritas dalam menjaga kredibilitas serta memperkuat sinergi kebijakan guna memastikan stabilitas makroekonomi tetap terjaga.
Dia menyebut, koordinasi tersebut mencakup beberapa area yaitu terkait kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk memitigasi dampak dari dinamika global, mendorong pembiayaan ekonomi melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), dukungan dalam mengakselerasi transformasi digital Pemerintah, dan memperkuat hilirisasi dan ketahanan pangan.
Selain itu tegas Perry, Bank Indonesia juga terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
"Lebih lanjut guna mendorong keyakinan global terhadap perekonomian Indonesia tetap positif, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah," imbuhnya.
Adapun Moody's menilai bahwa permintaan domestik yang kuat khususnya dari konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 dan 2026.
Keberlanjutan kebijakan untuk mendorong daya saing sektor manufaktur dan komoditas juga dinilai berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Menurut Moody's, penguatan pada aspek pendapatan pemerintah dan fleksibilitas fiskal, peningkatan pertumbuhan dan daya saing ekonomi, serta pendalaman pasar keuangan turut menjadi faktor-faktor yang akan memberikan peluang peningkatan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia ke depan.