Bank Jago Raup Laba Bersih Rp 129 Miliar, Jumlah Nasabah dan Penyaluran Kredit Tumbuh Pesat
- Dokumentasi Bank Jago.
Jakarta, VIVA – PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatat pertumbuhan laba bersih setelah pajak sebesar 78 persen menjadi Rp 129 miliar sepanjang periode 2024. Kinclongnya keuangan perseroan ditopang inovasi dan kolaborasi dengan para mitra secara berkelanjutan.
Kinerja solid pada tahun 2024 tidak lepas dari upaya Bank jago melakukan berbagai inovasi dan memperkuat kolaborasi ke berbagai ekosistem digital. Strategi tersebut berdampak terhadap lonjakan jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK) hingga penyaluran kredit.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, tahun 2024 menjadi periode yang penuh tantangan. Di mana dinamika ekonomi dan politik bergejolak baik di dalam negeri maupun global.
"Bank Jago berhasil melewati 2024 dengan pencapaian yang positif dengan mencatatkan pertumbuhan bisnis yang kuat," ujar Arief Harris dikutip dari keterangan resmi, pada Jumat, 21 Maret 2025.
Iliustrasi bank digital/Bank Jago
- Bank jago
Hingga akhir 2024, total nasabah Bank Jago sebanyak 15,3 juta nasabah, termasuk 12,1 juta pengguna funding. Peningkatan hampir 50 persen atau bertambah 4 juta nasabah dibandingkan tahun sebelumnya hanya 8,1 juta nasabah.
Peningkatan pengguna aplikasi Jago berdampak positif terhadap lonjakan jumlah DPK sebesar 56 persen, yaitu dari Rp 12,1 triliun menjadi Rp 18,8 triliun.
Andil terbesar DPK berasal dari giro dan tabungan (current account and savings account atau CASA) sebesar 53 persen atau mencapai Rp 10 triliun. Sisanya, sebanyak 47 persen atau Rp 8,8 triliun bersumber dari simpanan nasabah dalam bentuk deposito.
Dari sisi penyaluran kredit, perseroan menorehkan pertumbuhan sebesar 36 persen hingga akhir 2024. Total pendanaan yang Bank Jago salurkan kepada nasabah mencapai Rp 17,7 triliun sementara tahun sebelumnya hanya senilai Rp 13 triliun.
Perseroan secara konsisten meningkatkan kerjasama dengan mitra ekosistem, seperti GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago. Hal tersebut jadi cara efektif untuk melakukan akuisisi nasabah baru.
Aplikasi Bank Jago dan Gojek.
- Kr-Asia
Bank Jago terus memperluas kolaborasi dengan mitra dengan ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya dalam menyalurkan kredit tetap berkualitas. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang rendah, yakni 0,2 persen.
Tingkat penyaluran kredit yang terjaga mengerek lonjakan aset perseroan menjadi Rp 28,5 triliun atau meningkat 34 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp21,3 triliun. Sementara itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 44,4 persen yang mengindikasikan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Berbagai upaya kerja sama berkelanjutan yang dilakukan perseroan membuahkan hasil positif terhadap profitabilitas. Tak heran, bank digital ini mampu menjaga pertumbuhan bisnis secara signifikan, khususnya perolehan laba bersih yang melonjak dari Rp 72 miliar menjadi Rp 129 miliar.
Arief Harris menyampaikan, pencapaian Bank Jago selaras dengan fokus bisnis bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi. Selain itu, perseroan juga selalu menjaga fundamental dan manajemen risiko yang baik.
"Ini menjadi modal kuat Bank Jago untuk leap forward ke fase pertumbuhan berikutnya,” tutup Arief.