Omongan Trump Bikin Harga Bitcoin Tembus Segini, Analis Prediksi Nasib Kripto ke Depan

Bitcoin.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Pasar kripto kembali memanas setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di acara Digital Asset Summit di New York. Banyak investor dan trader berharap kabar besar yang akan membawa Bitcoin (BTC) terbang lebih tinggi.

AS Luncurkan Bitcoin Reserve, CEO Indodax Ungkap RI Perlu Regulasi Pro Aset Digital

Sebagian bahkan berspekulasi bahwa Trump akan menghapus pajak capital gain untuk beberapa jenis aset kripto atau mengumumkan cadangan strategis Bitcoin milik pemerintah AS. Namun, seperti biasa, pasar kripto selalu penuh kejutan, dan tidak semuanya sesuai ekspektasi.

Melansir dari Cointelegraph, Jumat, 21 Maret 2025, harga Bitcoin sempat naik hingga mencapai USD87.453 atau setara Rp1,44 miliar pada perdagangan awal sesi New York. Namun, akhirnya turun ke USD83.655 atau sekitar Rp1,38 miliar usai Trump memberikan pernyataan melalui video.

Trump Beri Surat Ancaman ke Pemimpin Tertinggi Iran

Dalam pernyataannya, Trump tidak mengumumkan penghapusan pajak ataupun cadangan Bitcoin pemerintah. Sebaliknya, dia menegaskan kembali bahwa pemerintah tidak akan menjual Bitcoin yang telah disita.

Selain itu, dia menyerukan kepada Kongres untuk segera membuat aturan yang jelas tentang stablecoin. Pernyataan paling optimistis dari Trump adalah tekadnya menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin utama di dunia kripto.

Harga Bitcoin Hari Ini Tembus Rp1,4 Miliar, Pertanda Bakal Ada Lonjakan Atau Anjlok Lagi?

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

Photo :
  • Al Jazeera

"Bersama-sama, kita akan menjadikan Amerika sebagai kekuatan super Bitcoin yang tak terbantahkan dan ibu kota kripto dunia," ujar Trump.

Namun, pasar yang sudah terlanjur membeli berdasarkan rumor, langsung melakukan aksi jual ketika rumor tersebut tak terbukti. Trader sekaligus analis teknikal bersertifikat, Aksel Kibar, memperingatkan bahwa harga Bitcoin masih bisa terkoreksi hingga USD73.700 atau sekitar Rp1,21 miliar.

"Chart jangka panjang BTC/USD masih menunjukkan potensi pullback ke level USD73.700. Apa yang terjadi setelah ini akan menentukan arah harga selama beberapa bulan ke depan," ujar Kibar.

Bukan hanya Trump yang memengaruhi harga Bitcoin belakangan ini. Pada 19 Maret lalu, Bitcoin juga mendapat dorongan positif setelah risalah rapat FOMC dirilis. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengonfirmasi bahwa kebijakan pengetatan moneter (quantitative tightening/QT) akan diperlambat, dan ada kemungkinan terjadi dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025.

Arthur Hayes, salah satu pendiri BitMEX, menanggapi perkembangan ini dengan komentar tajam. "JAYPOW sudah menyampaikan, QT pada dasarnya akan selesai 1 April. Langkah berikutnya yang bisa benar-benar membuat pasar bullish adalah pengecualian SLR atau dimulainya kembali QE. Apakah BTC di USD77.000 (Rp1,27 miliar) adalah titik terbawah? Mungkin," katanya.

"Tapi pasar saham kemungkinan masih akan mengalami tekanan untuk benar-benar membuat Jay (Powell) berpihak ke tim Trump. Jadi, tetap waspada dan siapkan dana tunai," ungkap Hayes.

Seperti yang dilaporkan Cointelegraph, sebagian besar pergerakan harga Bitcoin saat ini masih dipengaruhi oleh aktivitas di pasar futures. Namun, kemunculan kembali Coinbase Premium bisa menjadi tanda bahwa permintaan Bitcoin di pasar spot mulai kembali meningkat. Jika benar demikian, volatilitas tinggi kemungkinan masih akan terus mewarnai perjalanan Bitcoin ke depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya