Bursa Asia Bergejolak saat 3 Indeks Acuan Wall Street Memerah
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Asia, VIVA - Bursa Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan bervariasi saat pembukaan perdagangan pada Jumat, 21 Maret 2025. Fluktuasi terjadi saat ketiga indeks acuan Wall Street kompak melemah akibat ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan investor lepas kepemilikan saham.
Kontrak berjangka saham AS diperdagangkan datar setelah gagal memperpanjang reli. Keputusan Federal Reserve AS (The Fed) pada Rabu, 19 Maret 2025, menjadi pemicu kegagalan tersebut.
Sementara kabar dari wilayah regional, inflasi utama Jepang pada bulan Februari 2025 naik 3,7 persen secara tahun ke tahun (YoY). Nilai tersebut turun dari titik tertinggi dua tahun sebesar di level 4 persen yang terlihat pada bulan sebelumnya.
Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,34 persen. Begitu pula indeks Topix membukukan lonjakan sebesar 0,27 persen.
Ilustrasi Ekonomi dan Investasi
- pexels.com/energepic.com
Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,16 persen. Indeks Kosdaq anjlok sebesar 0,86 persen.
Indeks S&P/ASX 200 Australia berada 0,12 persen lebih tinggi saat pembukaan pasar.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong justru dibuka melemah dari level 24.219,95 menjadi 24.065.
Ketiga indeks acuan Wall Street kompak parkir di zona merah saat penutupan perdagangan. S&P 500 menyusut 0,22 persen ke area 5.662,89.
Nasdaq Composite merosot sebesar 0,33 persen dan ditutup pada level 17.691,63 imbas kerugian saham Apple dan Alphabet. Koreksi juga dicatat indeks Dow Jones Industrial Average sebanyak 11,31 poin atau 0,03 persen sehingga berakhir pada posisi 41.953,32.