Marina Budiman, Wanita Terkaya Indonesia Kehilangan Kekayaan Rp 59 Triliun dalam Tiga Hari

Marina Budiman, Presiden Komisaris DCI Indonesia
Sumber :
  • DCI Indonesia

Jakarta, VIVA – Marina Budiman, wanita terkaya di Indonesia, baru saja mengalami kehilangan kekayaan yang sangat besar dalam waktu singkat. Dalam tiga hari saja, kekayaannya menyusut hingga 3,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 59 triliun (kurs Rp 16.470) akibat anjloknya harga saham perusahaan yang dipimpinnya, PT DCI Indonesia Tbk (DCII). 

IHSG Sesi I Melejit 0,90 Persen, Simak 3 Saham Catat Lonjakan Pesat

Padahal, sebelumnya Marina menikmati lonjakan kekayaan yang luar biasa setelah saham DCI naik pesat selama berminggu-minggu, menjadikannya salah satu miliarder terkemuka di Indonesia.

Ilustrasi Saham

Photo :
  • freepik.com/rawpixel.com
Dibuka Menghijau, IHSG Masih Dibayangi Koreksi Seiring Variatifnya Bursa Asia-Pasifik

Sebagai Presiden Komisaris DCI Indonesia, Marina Budiman mendapatkan keuntungan besar dari lonjakan harga saham perusahaannya. Pada pertengahan Maret, total kekayaannya mencapai 7,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp123,5 triliun, menjadikannya wanita terkaya di Indonesia, seperti dilansir dari Bangkok Post. 

Kenaikan harga saham yang signifikan ini membuat DCI menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di Indonesia, meskipun pendapatan dan laba perusahaan tidak sebesar kapitalisasi pasarnya.

Borong 7,3 Juta Saham Adaro saat IHSG Bergejolak, Boy Thohir: It's Time To Buy

Marina Budiman, Presiden Komisaris DCI Indonesia

Photo :
  • DCI Indonesia

Namun, dalam waktu hanya tiga hari, harga saham DCI Indonesia anjlok secara drastis, menyebabkan kekayaan Marina terpangkas hingga setengahnya. Saham DCI yang sebelumnya terus naik hingga batas harian, tiba-tiba mengalami penurunan yang tajam. Hal ini membuat perusahaan mengalami penurunan nilai pasar yang besar, yang juga berdampak langsung pada kekayaan pemiliknya.

Marina bukan satu-satunya miliarder yang terdampak. Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia, dua miliarder lainnya yang juga pemegang saham utama DCI, turut mengalami penurunan kekayaan yang signifikan akibat kejatuhan harga saham perusahaan tersebut.

Fluktuasi harga saham yang ekstrem bukanlah hal baru di pasar saham Indonesia. Banyak perusahaan mengalami kenaikan harga saham yang luar biasa tinggi dalam waktu singkat, meskipun tidak didukung oleh laporan keuangan yang kuat. Dalam kasus DCI, harga sahamnya sempat diperdagangkan pada 416 kali lipat dari laba perusahaan, yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata perusahaan sejenis.

Selain itu, jumlah saham DCI yang diperdagangkan di pasar cukup terbatas karena 78% sahamnya dikuasai oleh empat pemegang saham utama, termasuk Marina Budiman, Otto Toto Sugiri, Han Arming Hanafia, dan Anthoni Salim. Hal ini menyebabkan fluktuasi harga yang tinggi karena pergerakan saham bisa dipengaruhi oleh transaksi dalam jumlah kecil.

Para analis menilai bahwa penurunan harga saham DCI juga dipicu oleh berbagai faktor eksternal, seperti kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto, tekanan likuidasi, dan ketidakpastian terkait kepemimpinan di Kementerian Keuangan.

Meskipun mengalami kerugian besar dalam waktu singkat, Marina Budiman tetap menjadi salah satu miliarder terkaya di Indonesia. Dengan pengalaman dan posisi strategisnya di industri pusat data, ia masih memiliki potensi besar untuk kembali meningkatkan kekayaannya di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya