Bos Philip Morris International Apresiasi Pemerintah RI Jaga Iklim Investasi Kondusif

Acara The Big Idea Forum untuk dorong pertumbuhan ekonomi 8 persen melalui UMKM
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan jumlah yang besar dan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, UMKM menjadi salah satu sektor utama yang mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan seperti akses modal, digitalisasi, dan daya saing pasar masih menjadi kendala yang perlu diatasi agar UMKM dapat terus berkembang.

UMKM Kakao Papua Bakal Tampil pada Pameran Food and Hotel Asia di Singapura

Untuk menjawab tantangan tersebut, berbagai pihak berupaya memberikan solusi yang dapat membantu UMKM bertahan dan berkembang. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mengadakan program pembinaan dan investasi yang berkelanjutan bagi UMKM. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat daya saing UMKM, meningkatkan kapasitas bisnis mereka, serta memperluas pasar hingga ke tingkat nasional dan internasional.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Photo :
  • freepik.com/freepik
Gubernur Pramono Ingin Lapangan Banteng hingga Taman Langsat Buka 24 Jam

Sebagai bagian dari upaya pemberdayaan UMKM, PT HM Sampoerna Tbk. bekerja sama dengan CNN Indonesia menggelar acara The Big Idea Forum dengan tema “Pahlawan Ekonomi Bangsa: Kekuatan UMKM untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8%”.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 pelaku UMKM binaan dan membahas berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor UMKM. Salah satu poin utama yang dibahas adalah pentingnya kolaborasi multisektor antara pemerintah, sektor swasta, dan pelaku usaha kecil untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.

Surat Utang Negara Diminati, Sri Mulyani Sebut Investor Masih Percaya Pemerintah

Chief Executive Officer Philip Morris International (PMI), Jacek Olczak, menegaskan bahwa Indonesia merupakan bagian penting dalam rantai pasokan global dan menjadi salah satu tujuan utama investasi jangka panjang. 

Sejak tahun 2005, PMI telah menginvestasikan lebih dari US$6,4 miliar di Indonesia, termasuk kemitraan dengan lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkih, serta dukungan terhadap lebih dari 347.000 UMKM. Selain itu, PMI juga telah mengalokasikan investasi sebesar US$330 juta untuk mengembangkan produk tembakau bebas asap di Indonesia, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

“Investasi ini merupakan bukti kepercayaan PMI terhadap Indonesia. Saya juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas upaya konsisten dalam menciptakan iklim investasi kondusif bagi pelaku usaha dan mempromosikan stabilitas ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.

“Hal inilah yang mendorong kami untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung Pemerintah dalam mengembangkan UMKM Indonesia. Hari ini saya sangat bangga dapat hadir di tengah 1.000 anggota SRC dan SETC sebagai perwakilan dari 347.000 UMKM binaan Sampoerna,” terangnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin, 17 Maret 2025

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif yang telah dilakukan untuk mendukung UMKM. Ia menyoroti pertumbuhan pesat Sampoerna Retail Community (SRC), jaringan retail tradisional yang kini telah mencapai 250.000 toko dan melampaui jumlah retail modern di Indonesia. 

“Beberapa tahun lalu, jumlah SRC lebih kecil dibandingkan retail modern. Namun, hari ini retail modern berjumlah sekitar 80.000, sementara SRC telah mencapai 250.000. Dari segi omzet, retail modern lebih tinggi, di atas Rp330 triliun, tetapi SRC akan segera mengejar dengan omzet yang sudah mencapai Rp236 triliun (per tahun),” ujarnya.

Selain itu, digitalisasi juga menjadi faktor kunci dalam peningkatan omzet UMKM, di mana banyak pelaku usaha kini telah memanfaatkan sistem pembayaran non-tunai melalui QRIS serta memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI untuk pengembangan bisnis mereka.

“Terutama KUR sektor perdagangan, ada di SRC. Kami ingin mendorong mitra produksi SRC agar dapat berkembang lebih jauh. Selain itu, kerja sama SETC dengan Kartu Prakerja akan melatih lebih banyak pengusaha UMKM di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah mengapresiasi SRC dan SETC karena telah membantu ratusan ribu UMKM di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, dilakukan juga penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT SRC Indonesia Sembilan dengan sejumlah perusahaan BUMN seperti Perum BULOG, BRI, PT Pos Indonesia, dan Telkomsel. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung pengembangan UMKM, khususnya dalam akses pasar, logistik, serta dukungan keuangan dan digitalisasi bisnis.

“Untuk mencapai tujuan yang lebih besar, kolaborasi dengan berbagai pihak adalah kunci. Sinergi antara pemerintah, perusahaan BUMN, dan sektor swasta lainnya tidak hanya menciptakan efisiensi, tetapi juga memastikan ketepatan sasaran dari program-program pemerintah sekaligus memberdayakan UMKM,” ujar Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi. 

Melalui berbagai program investasi dan inovasi yang berkelanjutan, pelaku UMKM diharapkan dapat semakin berdaya saing dan memiliki peluang lebih besar dalam meningkatkan skala bisnis mereka. Dengan sinergi antara sektor swasta, pemerintah, dan komunitas UMKM, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya