BI Sebut Surplus Neraca Perdagangan Februari 2025 Topang Ketahanan Ekonomi RI
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Februari 2025 positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Surplus Februari ini tercatat sebesar sebesar US$3,12 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan pihaknya akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal, dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
“Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut,” ujar Denny dalam keterangannya Selasa, 18 Maret 2025.
Masyarakat menukar uang kartal melalui khas keliling Bank Indonesia
- VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)
Surplus neraca perdagangan ini terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik. Neraca perdagangan non migas pada Februari 2025 mencatat surplus sebesar US$4,84 miliar, seiring dengan ekspor nonmigas yang meningkat menjadi sebesar US$20,84 miliar.
Kinerja positif ekspor non migas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti lemak dan minyak nabati/hewani, logam mulia dan perhiasan/permata, serta ekspor produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, kendaraan dan bagiannya, dan berbagai produk kimia.
Gedung Bank Indonesia (tampak depan)
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
Berdasarkan negara tujuan, ekspor non migas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi sebesar US$1,72 miliar pada Februari 2025, yang mana sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.
