Anindya Bakrie Ungkap Rencana Produksi Aluminium Hijau RI-Tajikistan untuk Pasar Asia Tengah
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie mengungkapkan rencana kerja sama RI-Tajikistan dalam hal produksi alumunium hijau, dan potensi perambahan pasarnya di kawasan Asia Tengah. Dia mengatakan, kemampuan Tajikistan memanfaatkan hydro energy hingga 98 persen dari produksi negaranya, akan menjadi faktor kunci bagi kerjasama pengolahan aluminium hijau RI-Tajikistan untuk diproduksi dan dipasarkan bersama di kawasan tersebut.
"Ini tentunya masih dikaji. Tapi yang menarik adalah di Tajikistan itu 98 persen energi datangnya dari energi hidro. Jadi bisa bayangkan, dari alumina jadi aluminium dengan energi hidro, sedangkan bauksit sama alumina bisa dibuat di sini," kata Anindya di Menara Kadin Indonesia, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Maret 2025.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie bersama Duta Besar Tajikistan untuk Indonesia, Ardasher Qodiri, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis, 6 Maret 2025
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Apabila kerja sama produksi alumunium hijau antara RI-Tajikistan itu bisa benar-benar terealisasi, Anindya berharap produk itu nantinya akan mampu merambah pasar-pasar baru di kawasan Asia Tengah hingga Eropa.
"Ini bisa untuk mengakses pasar, bukan saja di kawasan Asia Tengah, tapi juga Eropa. Karena Indonesia ke Tajikistan dan Tajikistan ke Eropa itu setengah-setengah jalannya," kata Anindya.
Sementara dengan produk-produk sawit asal Indonesia yang juga sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Tajikistan, Anindya mengaku juga melihat peluang tersendiri dalam hal tersebut.
Sebab menurutnya, minyak sawit yang merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia itu bisa menjadikan Tajikistan sebagai hub atau sentra, untuk merambah ke pasar-pasar di kawasan Asia Tengah.
"Harapannya, Tajikistan itu bisa menjadi suatu hub atau sentra untuk ke Asia Tengah. Bahkan tadi Pak Dubes mengatakan jumlahnya itu tidak kecil. Ditambah lagi Afganistan pun (pasarnya) juga sangat-sangat besar, dan juga untuk bagian barat dari Rusia," kata Anindya.
Anindya mengaku sangat optimis dalam hal pembukaan pasar-pasar baru, yang dibutuhkan untuk meningkatkan perdagangan ke kawasan Asia Tengah baik untuk komoditas palm oil ataupun aluminium hijau.
"Saya rasa itu perlu dikaji dengan baik. Karena kebetulan di Kadin juga banyak sekali kawan-kawan kita yang sudah besar dan juga berkembang di bidang palm oil atau kelapa sawit ini," ujarnya.
