Adaro Andalan Bukukan Laba Bersih Rp 19,86 Triliun di 2024, Naik 6 Persen
- vivanews/Andry Daud
Jakarta, VIVA – Emiten holding tambang batubara, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), menorehkan laba bersih sebesar US$1,21 miliar atau Rp19,86 triliun (asumsi kurs Rp 16.418 per dolar AS) sepanjang tahun 2024.
Dikutip dari laporan keuangan 2024, capaian itu tercatat naik 6 persen dibandingkan laba bersih tahun 2023, yang sebesar US$1,14 miliar. Sementara pendapatan usaha tercatat sebesar US$5,32 miliar, atau turun 10 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar US$5,91 miliar.
Penjualan batu bara AADI sebagian besar diekspor ke pihak ketiga sebanyak US$4,18 miliar, dan untuk pasar domestik sebesar US$682 juta. Untuk pihak berelasi, penjualan batu bara tercatat US$231 juta untuk domestik dan US$10 juta untuk ekspor.
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024.
- Antara
Selanjutnya, beban pokok pendapatan tercatat turun 8 persen, dari US$4,19 miliar menjadi US$3,85 miliar. Hal itu akibat penurunan royalti yang harus dibayar ke pemerintah. Sementara laba kotor turun 15 persen menjadi US$1,46 miliar dengan margin 27,5 persen.
Selain itu, AADI juga menorehkan pendapatan lain-lain sebesar US$331 juta, sehingga laba usaha naik 6 persen menjadi US$1,48 miliar. Kenaikan pendapatan lain-lain itu dikontribusikan dari keuntungan atas pelepasan investasi pada entitas asosiasi, PT Adaro Metcoal Companies (AMC).
Setelah dikurangi pajak, laba bersih emiten batu bara termal itu naik menjadi US$1,21 miliar, sementara laba per saham AADI sepanjang 2024 sebesar US$0,17126.
Kemudian, posisi kas dan setara kas AADI mencapai US$1,52 miliar pada akhir 2024, atau turun 40 persen dibandingkan akhir 2023 yang sebesar US$2,53 miliar.
Sementara ekuitas AADI tercatat sebesar US$3 miliar, atau turun dibandingkan akhir tahun 2023 yang sebesar US$4,37 miliar. Kemudian saldo laba yang belum dicadangkan tersisa US$395 juta.