Harga Bitcoin Masih Sulit Tembus Rp1,5 Miliar, Ini Penyebabnya!
- Dok. Istimewa
Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin masih berjuang untuk menembus level Rp1,5 miliar per koin, meskipun sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada 4 Maret 2025, harga Bitcoin tercatat di level USD88.165 atau sekitar Rp1,44 miliar, dengan kapitalisasi pasar mencapai USD1,72 triliun atau sekitar Rp28.092 triliun.
Melansir dari Bitcoin News pada Rabu, 5 Maret 2025, dalam 24 jam terakhir, volume perdagangan Bitcoin menyentuh angka USD69,81 miliar atau sekitar Rp1.141 triliun. Ini menunjukkan bahwa masih adanya minat yang masih tinggi dari para pelaku pasar.
Meski begitu, Bitcoin masih belum mampu melewati resistensi kuat di level USD90.000 atau sekitar Rp1,47 miliar. Pergerakan harga masih tertahan karena berbagai faktor, termasuk tekanan jual dari investor, ketidakpastian regulasi, serta sentimen pasar yang masih cenderung berhati-hati.
Bitcoin dan aset kripto.
- Pioneering Minds
Sepanjang perdagangan, Bitcoin sempat turun ke level terendah, yakni USD81.463 atau sekitar Rp1,33 miliar, sebelum akhirnya kembali menguat.
Salah satu faktor utama yang menahan kenaikan harga Bitcoin adalah kondisi makroekonomi global. Kebijakan moneter ketat dari bank sentral, seperti suku bunga tinggi, membuat investor lebih memilih aset berisiko rendah dibandingkan kripto.
Selain itu, regulasi yang semakin ketat di berbagai negara juga menambah tekanan bagi Bitcoin untuk bergerak lebih tinggi. Dari sisi teknikal, Bitcoin masih harus menembus level USD90.000 hingga USD92.000 (sekitar Rp1,47 miliar–Rp1,5 miliar, agar bisa melanjutkan tren bullish.
Jika gagal, ada potensi harga kembali terkoreksi ke USD81.000 atau sekitar Rp1,32 miliar. Bahkan, bisa jatuh lebih rendah.
Meski demikian, beberapa analis masih optimistis terhadap pergerakan Bitcoin dalam jangka panjang. Terutama dengan adopsi yang terus meningkat dan suplai yang terbatas, membuat Bitcoin masih dianggap sebagai aset potensial bagi investor yang siap menghadapi volatilitas pasar.