Ingin Stabil Finansial? Tinggalkan 8 Kebiasaan Ini Sekarang!
- www.freepik.com
Jakarta, VIVA – Apakah kamu merasa sulit untuk menabung atau mengatur keuangan, meskipun penghasilan terus meningkat? Bisa jadi, ada kebiasaan tersembunyi yang tanpa disadari menghambat stabilitas finansial kamu. Penghasilan besar saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan pengelolaan yang bijak. Dilansir dari Small Biz Technology, kenali delapan kebiasaan yang bisa membuat kondisi keuangan kamu stagnan dan segera tinggalkan sebelum terlambat!
Ilustrasi mengatur uang.
- www.freepik.com
1. Tidak Melacak Pengeluaran
Tanpa sadar, kita sering mengeluarkan uang untuk hal-hal kecil yang tampaknya tidak berarti, kopi harian, langganan aplikasi yang jarang digunakan, atau ongkos transportasi tambahan. Jika tidak dikontrol, pengeluaran ini bisa menggerus keuangan kamu secara perlahan. Mulailah mencatat setiap pengeluaran, baik dengan aplikasi keuangan atau catatan manual, agar lebih mudah mengelola keuangan dengan bijak.
2. Bergantung pada Kartu Kredit Tanpa Perhitungan
Menggunakan kartu kredit bukan masalah, tetapi jika kamu terus-menerus berutang tanpa perhitungan, tagihan bisa menumpuk dan membebani keuangan. Jangan anggap kartu kredit sebagai ‘uang tambahan,’ gunakan hanya untuk kebutuhan mendesak dan pastikan selalu melunasi tagihan tepat waktu agar terhindar dari bunga tinggi.
3. Gaya Hidup Mengikuti Kenaikan Gaji
Saat penghasilan naik, sering kali gaya hidup ikut meningkat, makan di restoran lebih sering, membeli gadget terbaru, atau berlangganan layanan premium. Ini dikenal sebagai lifestyle creep yang dapat menghambat pertumbuhan finansial. Sebaiknya, tetap jalani gaya hidup sederhana dan alokasikan peningkatan penghasilan untuk menabung atau investasi.
4. Menghindari Pembicaraan tentang Keuangan
Banyak orang menganggap berbicara tentang keuangan itu tabu atau tidak nyaman. Padahal, memahami kondisi keuangan pribadi, berdiskusi dengan pasangan atau keluarga, serta mencari saran dari ahli keuangan bisa membantu dalam perencanaan jangka panjang. Jangan takut untuk membicarakan keuangan agar kamu bisa membuat keputusan yang lebih baik.
Ilustrasi Atur Keuangan
- pexels.com/Karolina Kaboompics
5. Belanja Berdasarkan Emosi
Pernah merasa stres lalu langsung belanja online? Atau merayakan keberhasilan dengan membeli barang mahal? Pengeluaran impulsif akibat emosi bisa merusak anggaran kamu. Sebelum membeli sesuatu, coba tanyakan pada diri sendiri: "Apakah ini benar-benar diperlukan?" atau "Bisakah saya menundanya?" Dengan begitu, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola uang.
6. Menunda untuk Menabung dan Berinvestasi
Banyak orang berpikir, "Saya akan mulai menabung nanti kalau gaji lebih besar." Padahal, semakin lama menunda, semakin sulit membangun kestabilan keuangan. Mulailah dari jumlah kecil dan tingkatkan secara bertahap. Konsistensi lebih penting daripada jumlah yang besar.
7. Tidak Memperhatikan Biaya Kecil
Biaya admin bank, biaya keterlambatan pembayaran, atau langganan yang jarang digunakan mungkin tampak kecil, tetapi jika dijumlahkan dalam setahun, bisa sangat besar. Pastikan untuk mengelola keuangan dengan lebih cermat, menghindari biaya yang tidak perlu, dan mencari alternatif lebih hemat.
8. Berpikir Bahwa Keuangan adalah Hal yang Sulit
Banyak orang merasa bahwa mengelola uang itu sulit dan hanya untuk mereka yang ahli di bidang keuangan. Padahal, dengan langkah-langkah sederhana seperti mencatat pengeluaran, menetapkan anggaran, dan menabung secara konsisten, siapa pun bisa memiliki kondisi finansial yang lebih baik. Jangan takut untuk belajar dan mencoba!
Stabilitas keuangan tidak terjadi begitu saja, itu adalah hasil dari kebiasaan sehari-hari yang baik. Dengan meninggalkan kebiasaan buruk di atas dan menggantinya dengan langkah-langkah yang lebih bijak, kamu bisa membangun masa depan finansial yang lebih stabil.