BI Ungkap 3 Strategi GNPIP Jaga Inflasi Pangan Tetap Terkendali
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPIP dan TPID) Jawa bersinergi memperkuat ekosistem pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Jawa 2025.
Anggota Dewan Gubernur BI, Doni P. Joewono mengatakan, GNPIP mengusung beberapa program strategis guna mengakselerasi hilirisasi dan ketahanan pangan demi mendukung Asta Cita.
"Pertama, peningkatan produksi komoditas pangan strategis dengan intensifikasi pertanian melalui penggunaan bibit unggul, penyediaan sarana prasarana, dan pemanfaatan digital farming," kata Doni dalam keterangannya, Jumat, 21 Februari 2025.
Ilustrasi harga pangan, cabai hingga bawang.
- Pujiansyah (Lampung)
Kedua, mendukung penyediaan pasokan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), melalui Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) terkait.
Ketiga, penguatan peran off taker (BUMD/BUMDes Pangan), untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan antarwaktu dan wilayah melalui penguatan kelembagaan dan aspek permodalan.
Doni pun mengapresiasi TPIP dan TPID, termasuk K/L yang telah bersinergi dan bekerja keras, dalam memastikan tingkat inflasi tahun 2024 terjaga di level 1,57 persen secara year-on-year (yoy).
GNPIP di 2024 bahkan mencatat capaian luar biasa diantaranya perluasan sebanyak 248 KAD, penyelenggaraan pasar murah lebih dari 18 ribu kali dalam setahun, serta menginisiasi lebih dari 500 program pertanian unggul, inovatif, dan berbasis digital (digital farming).
Melalui keberlanjutan program GNPIP tahun 2025, Bank Indonesia mendukung penuh upaya membangun kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat sektor pertanian khususnya di pedesaan, sebagai bagian implementasi program Asta Cita 6.
Ke depan, lanjut Doni, tantangan cuaca, disparitas harga antarwilayah, dan pengelolaan pasca panen perlu dicermati dengan baik. Tujuannya yakni untuk menjaga stabilitas harga pangan tetap terkendali, terutama menjelang siklus HBKN Ramadan dan Idulfitri, sehingga semua pihak perlu memperkuat peran GNPIP.
"Bank Indonesia juga mengoptimalkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang menyasar pada peningkatan pembiayaan sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di antaranya sektor pertanian," ujarnya.
