Intip Kunci Utama Sukseskan Transformasi Keuangan Digital
- freepik.com/tirachardz
Jakarta, VIVA - Sektor keuangan mengalami transformasi signifikan seiring pesatnya perkembangan teknologi. Para pelaku keuangan digital menyadari pentingnya kemampuan adaptasi menjadi kunci kesuksesan dalam memberikan produk layanan yang relevan.
Teknologi baru seperti kecerdasan buatan atau AI hingga blockchain mengubah cara masyarakat berinteraksi dengan uang. Transformasi ini bukan lagi pilihan, melainkan suatu keharusan bagi lembaga keuangan agar tetap diminati khalayak.
Hal tersebut sebagaimana pernyataan Co-Founder and Chief Operating Officer Doku Nabilah Alsagoff dalam Indonesia Data and Economic Conference 2025. Ia menuturkan, perusahaan dapat berkembang karena terus beradaptasi dengan berbagai situasi di Indonesia.
Sebagaimana perjalanan Doku, startup payment gateway, yang awalnya berfokus pada business to business (B2B). Fokusnya menangani industri perhotelan dan perjalanan, sebagai fokus perusahaan dalam layanan antarbisnis.
Ilustrasi Penggunaan Dompet Digital
- Canva.com/Kanawa_Studio
Saat itu, insfrastruktur keuangan secara online belum banyak tersedia di Indonesia. Nabilah dan pihak Doku menyadari layanan itu dapat berkembang menerima pembayaran secara online. Saat itu, Doku baru menerima proses pembayaran hanya kartu kredit untuk industri perjalanan untuk maskapai penerbangan.
Namun, Nabilah melihat adanya peluang pengembangan setelah menyadari tidak semua kartu kredit bisa digunakan di Indonesia. Kemudian muncul ide dari pihaknya untuk mengimplementasikan metode pembayaran lainnya.
“Dan di sinilah, kita melihat transformasi internet banking dulu,” ujar Nabilah yang dikutip dari keterangannya pada Rabu, 19 Februari 2025.
Doku melakukan sejumlah beradaptasi di masa pandemi COVID-19 disusul peluncuran QRIS oleh Bank Indonesia sebagai sistem pembayaran terbaru. Nabilah mengakui pihaknya sempat kesulitan untuk melakukan adopsi tapi pada akhirnya perusahaan harus melancarkan berbagai siasat agar bisa bertahan dalam ekosistem.
“Dompet elektronik, ketika pertama kali dimulai, berkembang secara eksponensial. Saya pikir dalam empat tahun terakhir, dompet elektronik telah bertumbuh sebesar lima kali lipat”, ungkap Nabilah.
Ilustrasi Payment pakai Dompet Digital
- www.freepik.com/rawpixel.com
Menurutnya, pertumbuhan adopsi dompet digital masih pesat tetapi masih kalah dari penerimaan QRIS yang jauh lebih cepat dalam waktu singkat. Nabilah menilai bahwa QRIS meningkat hampir 21 kali lipat dalam jangka waktu empat tahun terakhir dan akan terus bertumbuh.
“Jadi kami melihat ini sebagai transformasi yang menarik. Bagi kami, portofolio merchant kami pada dasarnya berkisar dari segmen korporat hingga UKM. Menurut saya yang mengubah permainan di sini adalah penggunaan dompet elektronik dan QRIS bagi komunitas, untuk segmen tertentu,” kata Nabilah.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi ikut memberikan komentar terkait transformasi digital. Menurut Darmawan, transformasi digital Bank Mandiri baru mulai berjalan efektif pada 2021.
Sama seperti Doku, keputusan melakukan transformasi digital lantaran disrupsi sistem pembayaran di masa Pandemi COVID-19. Saat itu, langkah transformasi digital yang dilakukan Bank Mandiri berfokus pada kebutuhan ritel sekaligus wholesale nasabah.
“Kebutuhan ritel ini diwujudkan dalam bentuk Livin’ by Mandiri, sedangkan wholesale dalam wujud Kopra,” imbuh Darmawan Junaidi dalam sesi yang sama.
Livin’ sebagai layanan perbankan digital atau milik bank Mandiri yang berfungsi memudahkan transaksi keuangan nasabah dengan cepat dan mudah. Sementara itu, Kopra diluncurkan demi kemudahan nasabah wholesale dalam mengelola transaksi secara efisien.
Darmawan memaparkan, keberadaan dua platform digital membantu layanan Bank Mandiri menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia, terutama di kawasan perkotaan. Hal itu akan ditunjang dengan layanan dari jaringan Starlink yang saat ini telah digunakan oleh Bank Mandiri.
“Sasaran utamanya yaitu nasabah Bank Mandiri terlebih dulu, baru menyusul komunitas lainnya,” lanjut Darmawan.