Chatib Basri Ungkap Lesunya Manufaktur RI Jadi Biang Kerok Jumlah Kelas Menengah Turun

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri menilai, turunnya kelas menengah Indonesia disebabkan oleh sektor manufaktur RI yang lesu. Dia menyebut kontribusi manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun dalam beberapa tahun terakhir.

Prabowo Targetkan RI Lolos dari Jebakan Kelas Menengah dalam 10 Tahun, Airlangga Ungkap Strateginya

Chatib mengatakan, pada periode 2019-2024 sebagian besar pekerjaan yang tercipta di Indonesia adalah sektor formal. Hal ini diantaranya dipengaruhi oleh gig economy atau pekerja lepas hingga pandemi COVID-19.

"Inilah yang menjelaskan kenapa kelas menengah kita mengalami penyusutan," ujar Chatib dalam acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta Pusat, Selasa, 18 Februari 2025.

Menjadi Lebih Tangguh, Strategi Cerdas Menghadapi Tantangan Zaman

Ilustrasi Industri manufaktur.

Photo :
  • Dokumentasi PT Grand Kartech Tbk.

Meski demikian, Chatib mengatakan bahwa turunnya masyarakat kelas menengah itu bukan semata-mata karena hal tersebut. Namun, juga disebabkan oleh turunya kinerja sektor manufaktur Indonesia.

Berapa Penghasilan yang Dibutuhkan untuk Masuk Kelas Menengah Atas? Benarkah Harus Miliaran Rupiah?

"Lapangan pekerjaan yang bisa menciptakan pekerjaan untuk kelas menengah itu adalah manufacturing. Masalahnya di dalam beberapa tahun terakhir, share dari manufacturing terhadap GDP kita itu mengalami penurunan. Jadi ini adalah challenge yang harus kita hadapi," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Perencanaan Makro Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas, Eka Candra Buana menyebut turunnya jumlah penduduk kelas menengah menjadi tantangan bagi ekonomi Indonesia ke depannya.

Ilustrasi warga RI kelas menengah

Photo :
  • CNA (Channel News Asia)

"Kalau kita melihat bahwa bagaimana penurunan penduduk kelas menengah ini mungkin menjadi trending topic sekarang. Kalau kita lihat di dalam berbagai berita bahwa ini akan terjadi PHK sebagian beberapa juta orang, nah ini menjadi tantangan sendiri untuk perekonomian ke depan," ujar Eka, Kamis, 30 Januari 2025.

Eka dalam paparannya menyebut kesenjangan berdasarkan rasio gini naik menjadi 0,381 pada September 2024. Hal ini menunjukkan berlanjutnya fenomena penurunan penduduk kelas menengah. Menurutnya, penurunan masyarakat kelas menengah ini sudah terjadi sejak tahun 2019, dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya