Direksi hingga Dewas Dirombak, Koordinasi Bulog Dengan Petani Dinilai Bakal Makin Kuat

Bulog
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Kementerian BUMN memutuskan merombak jajaran direksi Perum Badan Urusan Logistik beberapa waktu lalu. Tak hanya itu, Dewan Pengawas Perum Bulog pun diganti, dengan harapan kinerja perusahaan pelat merah tersebut bisa terakselerasi dengan adanya penyegaran organisasi.

Hadapi Puncak Panen, BULOG Kediri Realisasikan Penyerapan Gabah & Beras Petani Terbesar di Jatim

Merespons hal tersebut, Pakar Komunikasi Nasional, Effendi Gazali menilai perubahan kepemimpinan di Dewan Pengawas (Dewas) dan Direksi Perum Bulog membawa dampak positif bagi petani di seluruh Indonesia. Dengan pengalaman dan pendekatan inovatif pemimpin yang baru, dinilai mampu mendorong Bulog untuk lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dan petani.

Ia mencontohnya, kebijakan yang diterapkan di bawah pimpinan Sudaryono sebagai Ketua Dewas Bulog dinilai berhasil meningkatkan serapan gabah petani serta memberikan stabilitas harga gabah yang berdampak pada kesejehteraan petani. Effendi menyatakan bahwa perubahan ini menjadi terobosan yang sangat berarti bagi petani.

Mentan Amran Kecewa Penyerapan Gabah Petani Rendah, Pimpinan Bulog Kalsel Dicopot

Direktur Utama (Novi Helmy) dan Direktur Keuangan (Hendra Susanto) Perum Bulog

Photo :
  • Instagram/perum.bulog

"Bulog di bawah Sudaryono sebagai Dewas, memulai suatu inovasi sekaligus terobosan. Mereka dengan cepat menyerap aspirasi pemangku-kepentingan utamanya petani. Dengan demikian banyak cara dan upaya yang bisa langsung dirasakan petani," ujar Effendi di Jakarta, dikutip dari keterangannya Selasa, 19 Februari 2025.

Pastikan Hasil Panen Terserap Maksimal, Tani Merdeka Gandeng Bulog Jatim Wujudkan Kesejahteraan Petani

Effendi menjelaskan, salah satu langkah strategis yang diambil adalah mengoptimalkan jaringan distribusi dan memperbaiki mekanisme pembelian gabah. Apalagi, saat ini Presiden Prabowo telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram.

Program ini memastikan bahwa gabah petani tidak hanya diserap dalam jumlah yang lebih banyak, tetapi juga dihargai dengan harga yang lebih layak. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi petani yang sebelumnya sering menghadapi kesulitan menjual hasil panen akibat harga yang rendah dan melimpahnya pasokan.

Kebijakan ini juga dinilai turut mendukung ketahanan pangan nasional, dengan memastikan stok beras yang lebih terjamin dan pasokan beras yang tetap stabil di pasar. “Dengan adanya serapan gabah yang meningkat, mereka dapat memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan lebih memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Dalam menghadapi tantangan komunikasi di era digital yang penuh dengan beragam media, Effendi menekankan pentingnya mendengarkan dan menyerap aspirasi petani sebagai langkah utama dalam menciptakan kebijakan yang efektif.

Perum Bulog

Photo :
  • i

"Komunikasi adalah hal yang amat penting di era begitu kuatnya campuran media, khususnya media sosial saat ini. Yang paling utama adalah berusaha konsisten mendengar dan menyerap aspirasi petani," tutur Effendi yang juga peneliti komunikasi lulusan Cornell University dan Universitas Indonesia ini.

Menurutnya, dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka dan setara, petani merasa lebih dihargai, dan distribusi hasil pertanian menjadi lebih efisien. Kebijakan ini juga diharapkan menjadi langkah awal yang positif, dengan harapan sektor pertanian Indonesia semakin sejahtera di masa depan. 

"Ini baru angin segar awal. Komunikasi yang tulus dan setara dengan petani harus terus diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya," tambahnya.

Dengan terobosan baru ini, sektor pertanian Indonesia diharapkan dapat berkembang lebih pesat, mendukung kesejahteraan petani, dan menjaga ketahanan pangan negara.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengangkat Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjadi Kepala Dewan Pengawas Perum Bulog. Sudaryono menggantikan Arief Prasetyo Adi, yang juga Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), yang telah menjabat Kepala Dewan Pengawas sejak 1 Desember 2023.

Selain itu, Erick juga melakukan pergantian direksi Perum Bulog dengan menetapkan Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama menggantikan Wahyu Supardyono yang sebelumnya menjabat sejak 10 September 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya