Sri Mulyani Ungkap Penempatan DHE SDA di Bank Dalam Negeri Sudah Lebih dari 30 Persen
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) di perbankan Indonesia relatif stabil. Bahkan, tingkat penempatan DHE SDA melebihi batas aturan 30 persen.
Adapun kewajiban penempatan DHE SDA di dalam negeri saat ini diwajibkan kepada eksportir sebesar 100 persen dengan jangka waktu 1 tahun. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 1 Maret 2025.
"Sejak tahun 2023 juga kita melihat posisi dari devisa hasil ekspor yang diletakkan di dalam perbankan kita itu relatif stabil pada level kalau minimum tadinya 30 persen. Di dalam data yang ada adalah akan mencapai 37-42 persen, jadi ini menggambarkan mereka sudah melebihi dari yang 30 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 17 Februari 2025.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Januari 2025
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Sri Mulyani mengatakan, dengan penempatan DHE SDA 100 persen ini akan banyak menarik ekspor dan devisa Indonesia melalui tiga komoditas diantaranya batu bara, CPO, dan nikel.
"Untuk itu pelaksanaannya nanti kita akan melakukan bersama-sama dengan koordinasi Pak Menko Perekonomian, terutama tadi untuk make sure bahwa eksportir ini tidak terdisrupsi," katanya.
Sri Mulyani melanjutkan, kebijakan DHE SDA ini tidak hanya diterapkan di Indonesia, namun juga beberapa negara membuat aturan serupa. Kebijakan ini menurutnya, untuk memastikan seluruh SDA bisa memperkuat Indonesia.
[dok. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Februari 2025]
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
"Itu juga menjadi salah satu bagian untuk kita terus meningkatkan bagaimana hasil dari bumi, air, dan seluruh sumber daya alam yang ada di Indonesia segar-segar bisa masuk ke dalam Indonesia dan bisa memperkuat perekonomian Indonesia," imbuhnya.