Gubernur BI Beberkan Manfaat Eksportir Parkir DHE di Dalam Negeri Selama 1 Tahun
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menilai kebijakan pemerintah agar eksportir menempatkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia sebesar 100 persen dengan jangka 12 bulan, akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga memperkuat nilai tukar rupiah.
Perry mengatakan adanya perluasan dan penguatan kebijakan DHE SDA ini akan memberikan tiga manfaat bagi perekonomian Indonesia. Pertama, kebijakan ini akan meningkatkan pembiayaan, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Dengan kewajiban-kewajiban DHE SDA akan menghasilkan lebih banyak masuk ke rekening khusus di sistem keuangan Bank Indonesia. Karena itu semakin banyak akan dimanfaatkan untuk pembiayaan perekonomian dan karenanya mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," ujar Perry dalam konferensi pers Senin, 17 Februari 2025.
Ekspor-Impor.
- VIVA/M Ali Wafa
Kedua, kebijakan DHE SDA ini juga akan meningkatkan cadangan devisa Indonesia. Sehingga hal ini akan berdampak terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.
"Kedua, bagi negara kita juga akan meningkatkan devisa yang masuk dan juga cadangan divisa kita, dan karenanya juga memperkuat upaya-upaya kita melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," katanya.
Sedangkan ketiga, Perry mengatakan kebijakan DHE SDA ini akan menstabilkan sistem keuangan nasional. Hal ini karena para eksportir akan menempatkan dolarnya di perbankan.
Bea Cukai Lepas Ekspor Perdana Ratusan Ribu Potong Kemeja Pria ke Jerman
- Istimewa
"Kami juga bersama Bu Menkeu, OJK dan LPS dengan adanya dana yang lebih banyak masuk di perbankan kita, sistem keuangan kita akan lebih stabil," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan ada penambahan devisa hasil ekspor sebesar US$80 miliar, dengan penempatan DHE SDA selama 12 bulan di Indonesia.
"Dengan langkah ini di tahun 2025, devisa hasil ekspor kita diperkirakan bertambah sebanyak US$80 miliar. Kalau lengkap 12 bulan hasilnya diperkirakan akan lebih dari 100 miliar dolar," ujar Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 17 Februari 2025.