4 Alasan Gen Z Susah Dapat Pekerjaan di 2025, Masalah Skill atau Ekspektasi?
Jakarta, VIVA – Tahun 2025 seharusnya menjadi peluang emas bagi para pencari kerja, terutama Gen Z yang mulai meniti karier. Berdasarkan survei terbaru dari iCIMS, 87% dari mereka, merasa optimis bisa mendapatkan pekerjaan baru di tahun ini, dan 45% yakin bahwa kondisi ekonomi akan berdampak positif pada pekerjaan mereka.
Namun, realitas di lapangan justru berbeda. Sebab, meski banyak yang berharap bisa naik gaji atau promosi dalam 12 bulan ke depan, kenyataannya proses pencarian kerja tetap menjadi tantangan.
Melansir dari Forbes, data LinkedIn mengungkap, bahwa jumlah pelamar per lowongan kerja telah meningkat tajam, sehingga membuat persaingan semakin ketat. Bahkan, satu dari lima pencari kerja di 2024 masih belum mendapatkan pekerjaan hingga saat ini.
Lantas, apakah sulitnya mendapatkan pekerjaan ini lebih karena kurangnya skill, atau ekspektasi yang terlalu tinggi? Berikut empat alasan utama Gen Z kesulitan mendapatkan pekerjaan di 2025, seperti dirangkum pada Senin, 17 Februari 2025.
4 Alasan Gen Z Susah Dapat Pekerjaan di 2025
Ilustrasi Lamaran Kerja
- freepik.com/yanalya
1. Sulit Menentukan Kesesuaian
Banyak Gen Z masih bingung apakah mereka benar-benar cocok dengan suatu pekerjaan. Survei menunjukkan, hampir 40% dari mereka mengalami kesulitan dalam menilai apakah mereka sesuai dengan suatu posisi atau tidak. Hal ini bisa jadi karena kurangnya pengalaman dalam membaca deskripsi pekerjaan atau memahami kebutuhan industri.
2. Kurang Memahami Keterampilan yang Dibutuhkan
Lebih dari sepertiga Gen Z mengaku mereka tidak yakin keterampilan apa yang mereka miliki dan apakah keterampilan tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apalagi, dengan perubahan teknologi yang cepat, sehingga banyak pekerjaan kini membutuhkan keterampilan baru yang belum dikuasai.
3. Sering Mengalami Ghosting dari Perusahaan
Hampir 49% pencari kerja dari Gen Z mengaku sering diabaikan oleh perekrut tanpa mendapatkan tanggapan. Bahkan, 40% melaporkan bahwa fenomena ghosting ini lebih parah dibanding sebelumnya. Hal ini membuat mereka semakin frustrasi dan bingung mengenai apa yang sebenarnya diinginkan oleh perusahaan.
4. Jumlah Lamaran yang Tinggi
Banyak Gen Z mengandalkan strategi “lempar jaring” dengan mengirimkan lamaran sebanyak mungkin. Namun, sebanyak 41% dari mereka justru melaporkan bahwa meskipun melamar lebih banyak pekerjaan dari sebelumnya, mereka semakin jarang mendapatkan respons.
Itulah alasan mengapa Gen Z sulit mencari kerja di 2025. Meskipun tantangan ini cukup besar, tetapi masih ada harapan bagi Gen Z untuk sukses di dunia kerja. Buktinya, sebanyak 51% terbuka untuk mencoba industri baru, dan 25% berencana mempelajari keterampilan baru untuk meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan di masa depan.