Wamenekraf: Pendanaan Berbasis IP Jadi Kunci Pertumbuhan Industri Kreatif
- Instagram/Irene Umar
Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menyoroti pentingnya pendanaan berbasis Intellectual Property (IP) sebagai fondasi utama dalam memperkuat sektor ekonomi kreatif. Ia menegaskan bahwa IP merupakan aset berharga yang memerlukan dukungan lintas sektor, baik dari startup, swasta, BUMN, maupun pemerintah.
Hal tersebut disampaikan dalam acara UpClose yang diselenggarakan oleh UpBanx, VCGamers, Modal Rakyat, dan Nuon Digital Indonesia di Kuningan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
“Kolaborasi lintas sektor bukan hanya pilihan, tetapi sebuah keharusan jika kita ingin ekonomi kreatif Indonesia tumbuh berkelanjutan,” ujar Irene Umar, dalam keterangan resmi Jumat, 14 Februari 2025.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswasti Djojohadikusumo, menyatakan bahwa DPR RI siap mendukung sektor ini melalui regulasi yang progresif dan adaptif. Ia menegaskan bahwa regulasi yang responsif terhadap kebutuhan industri kreatif sangat penting untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kami di DPR RI berkomitmen menghadirkan regulasi yang mendukung pendanaan IP dan memastikan perlindungan yang memadai bagi pelaku kreatif,” tegasnya.
Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah sesi Indonesia Investors Club, yang menghadirkan diskusi antara pejabat pemerintah, investor, dan pelaku kreatif. Diskusi ini mengidentifikasi beberapa hambatan utama dalam sektor ekonomi kreatif, termasuk kurangnya pemahaman investor terhadap potensi industri kreatif serta absennya kerangka kerja nasional yang terstruktur.
Wafa Taftazani, Co-Founder dari UpBanx, VCGamers, dan Modal Rakyat, menjelaskan bagaimana ekosistem digital yang mereka bangun telah memberikan dampak signifikan bagi ekonomi kreatif selama enam tahun terakhir.
Ia mengungkapkan bahwa ekosistem ini telah menyalurkan lebih dari Rp14 triliun pendanaan produktif, memfasilitasi hampir Rp1 triliun transaksi komersial, serta melayani lebih dari 30.000 pelaku industri kreatif dan 90.000 UMKM.
Wafa juga memperkenalkan konsep bursa IP sebagai inovasi yang dapat meningkatkan nilai dan likuiditas aset kreatif.
“Bursa IP bisa menjadi solusi untuk mengubah karya kreatif menjadi aset yang berdaya jual tinggi dan menarik bagi investor,” tambahnya.
Di sisi lain, Irawan Harahap, CEO Digital Tech Ecosystem & Development dari Sinar Mas Land, menjelaskan bagaimana kawasan BSD City telah dirancang untuk mendukung ekosistem digital dan kreatif. Menurutnya, infrastruktur berbasis teknologi menjadi katalis penting dalam mendorong kolaborasi dan inovasi di sektor ini.
“Kami membangun lingkungan yang memungkinkan inovasi kreatif berkembang dengan optimal. Contohnya, BSD City dirancang untuk menjadi pusat kolaborasi bagi pelaku startup, investor, dan industri kreatif,” kata dia.
Aris Sudewo, CEO Nuon Digital Indonesia, menyoroti potensi besar industri ekonomi kreatif sebagai salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Melalui tiga portofolio bisnis utamanya di bidang digital games, digital music, dan digital lifestyle, Nuon berkomitmen mendukung pertumbuhan karya kreatif lokal.
“Dengan kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi, kami optimistis industri ini akan melahirkan lebih banyak produk berkualitas yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan mampu bersaing di pasar global,” ungkap Aris.