Hindari Jebakan Gaji Naik Gaya Hidup Meroket Biar Nggak Jatuh Miskin!

Ilustrasi Gaji
Sumber :
  • www.freepik.com

Jakarta, VIVA – Setiap kali gaji naik, rasanya menyenangkan karena daya beli meningkat. Namun, tanpa disadari, pengeluaran ikut bertambah dan tabungan tetap stagnan. Jika ini terjadi, bisa jadi Anda sedang mengalami inflasi gaya hidup.

Usia dan Gaji Pengguna PayLater Mau Dibatasi OJK, Industri Bilang Gini

Inflasi gaya hidup terjadi saat pengeluaran seseorang meningkat seiring kenaikan pendapatan. Misalnya, dulu puas dengan kopi rumahan, sekarang harus beli kopi premium setiap hari. Atau dulu nyaman naik transportasi umum, kini merasa perlu membeli kendaraan pribadi. Semua ini bisa terjadi tanpa disadari karena ada anggapan bahwa kenaikan gaji harus diiringi dengan peningkatan kualitas hidup.

Memang, menikmati hasil kerja keras itu penting. Namun, jika tidak dikendalikan, kenaikan gaji justru bisa membuat seseorang terjebak dalam siklus pengeluaran yang tidak terkendali, bahkan berisiko memperbesar utang konsumtif.

Cegah Penipuan dan Investasi Ilegal Lewat Literasi Keuangan

Mengapa Kenaikan Gaji Memicu Peningkatan Pengeluaran?

Ilustrasi slip gaji

Photo :
  • Freepik
8 Kebiasaan Orang yang Uangnya Tetap Banyak Meski Gajinya Biasa-biasa Saja

Saat gaji naik, orang cenderung merasa lebih mampu memenuhi keinginan yang sebelumnya tertunda. Misalnya:

  • Meningkatkan standar tempat tinggal, dari berbagi apartemen menjadi menyewa unit sendiri.
  • Mengubah kebiasaan belanja, dari merek biasa ke merek premium.
  • Menambah langganan layanan hiburan, dari satu platform streaming ke beberapa sekaligus.

Kenaikan pengeluaran ini sering kali dilakukan tanpa perencanaan matang, sehingga kenaikan gaji tidak berdampak pada peningkatan tabungan atau investasi.

Cara Mengelola Gaji Agar Tidak Terjebak Inflasi Gaya Hidup

Ilustrasi mengatur uang.

Photo :
  • www.freepik.com

Agar kenaikan gaji benar-benar bermanfaat, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan melansir dari laman Bank Jago: 

1. Tetapkan Anggaran yang Jelas

Sebelum mulai meningkatkan pengeluaran, evaluasi kembali kebutuhan dan tentukan anggaran yang sesuai. Pastikan ada porsi tetap untuk tabungan, investasi, dan dana darurat sebelum menyesuaikan gaya hidup.

2. Terapkan Prinsip “Naik Gaji, Naik Tabungan”

Alih-alih menaikkan pengeluaran, alokasikan sebagian kenaikan gaji untuk menambah tabungan atau investasi. Misalnya, jika gaji naik 20%, pastikan minimal 10% dialokasikan untuk menabung atau investasi.

3. Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan

Saat gaji naik, godaan untuk membeli barang impian semakin besar. Namun, penting untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini benar-benar diperlukan atau hanya sekadar impulsif?”

4. Gunakan Sistem Otomatisasi Tabungan

Gunakan fitur tabungan otomatis agar sebagian gaji langsung masuk ke rekening tabungan atau investasi sebelum digunakan untuk pengeluaran lainnya. Ini membantu menghindari kebiasaan belanja berlebihan.

5. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas

Jika belum memiliki target keuangan, sekarang saatnya menetapkan tujuan yang lebih konkret, seperti membeli rumah, mempersiapkan dana pensiun, atau dana pendidikan anak. Dengan memiliki tujuan keuangan, Anda akan lebih fokus mengelola gaji dengan bijak.

Kenaikan gaji seharusnya menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan, bukan sekadar menaikkan gaya hidup. Dengan pengelolaan yang tepat, gaji yang bertambah bisa membawa dampak positif untuk masa depan finansial yang lebih stabil. Jadi, mulai sekarang, kendalikan pengeluaran dan pastikan kenaikan gaji benar-benar memberikan manfaat jangka panjang!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya