Kadin dan Kementerian PKP Berkolaborasi, Anindya Bakrie Pede Target Program 3 Juta Rumah Tercapai
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menegaskan, Kadin Indonesia sangat mendukung Program 3 Juta Rumah yang digadang-gadang oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, hal ini karena di sepanjang sejarah Indonesia berdiri sebagai sebuah negara, inilah kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk bisa mendapatkan rumah.
Program 3 juta rumah ini telah difasilitasi dengan berbagai insentif dan kemudahan oleh pemerintah, yang ditujukan agar semakin banyak MBR yang akhirnya bisa memiliki hunian.
"Karena (dalam program 3 juta rumah) insentifnya luar biasa. PPN dihilangkan. Lalu juga dulu namanya IMB, sekarang PBG juga dihilangkan. Lalu ada 5 persen untuk BPHTB juga dihilangkan," kata Anindya di Menara Kadin, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Februari 2025.
"Nah, itu contoh bahwa program ini sangat inovatif dan benar-benar mempunyai insentif yang baik," ujarnya.
Ilustrasi perumahan.
- VIVA/M Ali Wafa
Di sisi lain, Anindya mengaku sangat mengapresiasi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait alias Ara yang terus menggenjot program tersebut. Meskipun, anggaran kementeriannya di 2025 dipangkas dari awalnya Rp 5,2 triliun menjadi sekitar Rp 1,6 triliun.
"Tapi dengan berkolaborasi, saya yakin hasilnya bisa tercapai," kata Anindya.
Meski mengakui bahwa hal itu tidak mudah, mengingat target yang harus dikejar mencapai 3 juta rumah per tahunnya, namun Anindya menegaskan bahwa di sinilah peran Kadin sebagai Kamar Dagang dan Industri diuji.
Tujuan tak lain agar bagaimana kepentingan masyarakat, negara, dan industri, yang dalam hal ini diwakili oleh para pengusaha kecil-menegah di sektor perumahan, bisa benar-benar terakomodir dengan realisasi target pada program 3 juta rumah tersebut.
"Di sinilah Kadin harus memikirkan kepentingan masyarakat luas, memikirkan negara, tapi juga membuat industrialisasi supaya para pengusaha bisa menjadi besar juga. Bukan pengusaha yang sudah besar, tapi pengusaha pemula, pengusaha menengah," ujarnya.
