Perjalanan Karier dan Ambisi Liang Wenfeng, Pendiri DeepSeek AI Asal China yang Bikin Geger Dunia

Liang Wenfeng pendiri DeepSeek
Sumber :
  • The New York Times

Jakarta, VIVA – Nama DeepSeek, tiba-tiba menjadi sorotan global usai menggebrak industri teknologi kecerdasan buatan (AI). Startup asal China ini, didirikan oleh Liang Wenfeng, seorang insinyur dengan latar belakang unik, yang sebelumnya berkecimpung di dunia investasi. 

AS Gagal Jegal China

Kini, dia berambisi membawa China sejajar dengan Silicon Valley dalam pengembangan AI generatif. Melansir dari The New York Times, mulanya Liang Wenfeng tidak langsung terjun ke dunia AI. 

Perjalanan Karier Liang Wenfeng

Capaian 100 Hari Kabinet, Meutya Hafid Mau Indonesia Pimpin AI di Asia Tenggara

Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng.

Photo :
  • X @heyshrutimishra

Kariernya, bermula di industri keuangan, di mana dia ikut mendirikan hedge fund berbasis model kecerdasan buatan yang sukses menarik miliaran dolar investasi. Namun, perubahan regulasi yang ketat di China, mendorongnya untuk beralih ke bidang lain.

Usai Ambruk Gara-gara DeepSeek, Harga Bitcoin Mulai Pulih Lagi Jadi Segini Per Keping

"Butuh waktu lama bagi kami untuk menyadari bahwa satu-satunya cara bagi China untuk mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat adalah dengan mengambil langkah besar dan idealis dalam mengatasi tantangan mendasar AI," kata Liang dalam wawancara dengan 36Kr, media teknologi asal China, seperti dikutip pada Jumat, 31 Januari 2025.

Langkah besarnya dimulai pada tahun 2023, ketika dia mulai berinvestasi besar-besaran di teknologi AI dan membentuk tim untuk menciptakan pesaing OpenAI versi China. Dia menjelaskan, DeepSeek bukan sekadar perusahaan penyedia layanan AI komersial. 

Liang, memiliki visi lebih besar, yaitu mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI), atau AI yang mampu berpikir dan belajar seperti manusia. 

"Sejujurnya, kami tidak terlalu peduli dengan itu,” ujarnya saat ditanya tentang strategi DeepSeek yang sempat mengguncang pasar dengan menawarkan model AI berbiaya lebih murah dibanding pesaingnya. "Menyediakan layanan cloud bukan tujuan utama kami. Tujuan kami tetap untuk mencapai AGI," kata Liang.

Pendekatan Liang dalam membangun DeepSeek juga tergolong tidak biasa. Dia lebih mengutamakan eksplorasi intelektual dibanding kerja keras tanpa arah. Bahkan, dia mempekerjakan lulusan sastra untuk membantu menyempurnakan model AI perusahaan.

“Setiap orang memiliki perjalanan unik mereka sendiri dan membawa ide-ide mereka sendiri, jadi tidak perlu menekan mereka,” katanya dalam wawancara dengan 36Kr.

Keberhasilan DeepSeek menembus industri AI global, menunjukkan bahwa inovasi besar bisa datang dari luar lingkaran perusahaan teknologi raksasa. Bahkan, tanpa dukungan besar dari pemerintah atau aliansi dengan perusahaan ternama, DeepSeek berhasil mendefinisikan ulang persaingan AI di China.

Liang percaya bahwa kepercayaan diri adalah kunci utama dalam inovasi. "Saat ChatGPT muncul, seluruh industri di China kehilangan kepercayaan diri untuk mengejar inovasi terdepan," katanya. "Inovasi dimulai dengan kepercayaan diri, dan sering kali, kita lebih banyak melihat itu pada anak muda," ungkap dia.

Pendekatan unik DeepSeek membuatnya menjadi pesaing serius dalam industri AI global. Bahkan, kehadiran AI ini sempat mengguncang harga Bitcoin dan saham Nvidia. Dilaporkan, produsen chip Amerika tersebut kehilangan nilai pasar hampir USD600 miliar atau sekitar Rp9,7 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya