Tahan Suku Bunga Acuan, Fed Pede Pertumbuhan Ekonomi AS Solid Meski Belum Capai Target

Gubernur Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell
Sumber :
  • Twitter.com/@federalreserve

Jakarta, VIVA –  Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed AS) resmi mempertahankan suku bunga acuan di kisaran level 4,25-4,5 persen pada Rabu, 29 Januari 2025. Keputusan The Fed membalikkan tren pemangkasan suku bunga sejak September 2024.

Bappenas Ungkap Alasan Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menunjukkan komposisi pemungutan suara bulat di mana Ketua The Fed AS Jerome Powell dan tujuh anggota dewan gubernur lainnya sepakat mempertahankan suku bunga. The Fed tercatat sudah melakukan tiga kali penurunan suku bunga yang jika diakumulasikan nilainya mencapai satu persen. 

Kebijakan mempertahankan suku bunga bertolak belakang dengan niat Presiden Donald Trump yang menginginkan bank sentral menurunkan suku bunga. Meskipun presiden tidak memiliki kewenangan atas The Fed, pernyataan Trump mengisyaratkan hubungan kurang harmonis yang berpotensi menimbulkan pertentangan seperti pada masa jabatan pertamanya.

Jadi BUS hingga Akusisi Rampung Semester II-2025, Aset BTN Syariah Ditargetkan Tembus Rp 100 Triliun

The Fed mengungkapkan alasan mempertahankan suku bunga lantaran masih optimis terhadap pasar tenaga kerja. Inflasi menunjukkan kemajuan, yakni mendekati target The Fed di level 2 persen.

Ilustrasi berinvestasi.

Photo :
  • http://pakar-investasi.blogspot.com/
Bursa Asia Semringah di Tengah Perayaan Imlek saat Wall Street Datar

"Tingkat pengangguran telah stabil pada level rendah dalam beberapa bulan terakhir dan kondisi pasar tenaga kerja tetap solid. Inflasi tetap agak tinggi," demikian keterangan The Fed dalam keterangan resmi yang dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, 30 Januari 2025.

Pasar menilai pernyataan The Fed mengindikasikan ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid. Pasar tenaga kerja yang lebih kuat dan inflasi yang tertangani menjadi alasan The Fed kurangi insentif untuk melonggarkan kebijakannya.

Inflasi menurun tajam dari puncaknya dalam 40 tahun yang dicapai pada pertengahan tahun 2022 tetapi target The Fed di level 2 persen dinilai masih sulit terealisasi. Pasalnya, inflasi utama naik menjadi 2,4 persen pada bulan November 2024 sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak Juli 2024.

Investor dan pelaku pasar memperkirakan kemungkinan hampir 100 persen bahwa The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada FOMC kali ini. Pelaku pasar juga tidak melihat indikasi pemangkasan suku bunga lagi hingga bulan Juni 2025.

Data CME Group menunjukkan prediksi pasar bahwa suku bunga acuan akan berada di tingkat 3,9 persen pada akhir tahun 2025. Artinya, kemungkinan 61 persen pemangkasan dua poin persentase di setiap kuartal tahun ini.

Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi AS relatif solid dan daya beli masyarakat masih terjaga dengan baik selam tahun 2024. Produk domestik bruto membukukan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 2,3 persen untuk kuartal IV-2024 yang melampaui ekspektasi pasar sebesar 3,2 persen. 

Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menambahkan, pasar tenaga kerja tidak menjadi sumber tekanan inflasi yang signifikan. Powell mengatakan, "Bank sentral perlu melihat progres inflasi atau beberapa kelemahan di pasar tenaga kerja sebelum mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian suku bunga kembali."

Pernyataan Powell membuat khawatir pasar lantaran kekhawatiran tentang kelanjutan menurunkan inflasi telah terhenti. Terlebih para anggota dewan bank sentral mengungkapkan ingin melihat dampak pemangkasan suku bunga sebelumnya pada perekonomian saat ini. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya