54 Persen BBM di Indonesia Masih Impor dari Singapura, Bahlil: Ironi Memalukan

[dok. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 30 Januari 2025]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini Indonesia masih mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Bahkan ironisnya, Bahlil menyebut bahwa persentase BBM yang diimpor dari Singapura itu mencapai sebanyak 54 persen dari konsumsi minyak nasional.

Ekstradisi Paulus Tannos Bisa Dilakukan usai Ada Putusan Pengadilan Singapura, Kemenkum Beberkan Alasannya

"Ironi yang memalukan bagi bangsa yang kita cintai ini, karena 54 persen konsumsi minyak kita dari impor. Tahu impornya dari mana? Dari Singapura," kata Bahlil di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 30 Januari 2025.

Dia mengaku sangat heran, karena Singapura merupakan negara yang tidak mempunyai ladang minyak seperti di Indonesia. Namun nyatanya, Indonesia masih harus mengimpor BBM dari Negeri Singa tersebut.

KPK Belum Bisa Temui Paulus Tannos usai Ditangkap di Singapura, Ini Alasannya

ilustrasi harga BBM dan SPBU Pertamina (dok: Pertamina)

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

"Jadi kita ini diimpor minyak oleh negara yang enggak punya minyak, dan harganya sama dengan harga minyak dari Middle East," ujarnya.

KPK Sebut Paulus Tannos Gugat Provisional Arrest di Pengadilan Singapura Usai Ditangkap

Bahlil menyampaikan, saat ini impor BBM Indonesia telah mencapai angka 1 juta barel per hari. Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi di medio 1996-1997, di mana Indonesia mampu mengekspor 1 juta barel minyak per hari.

Kala itu, lifting migas mencapai sebanyak 1,6 juta barel per hari, dengan konsumsi hanya 600.000 barel per hari. Sementara pada tahun 2024, lifting migas Indonesia hanya 600.000 barel per hari.

"Jadi terbalik antara tahun 1996-1997 dengan tahun 2024, di mana sekarang kita impor per hari itu 1 juta barel. Makanya kemudian kita mulai berpikir, kalau seperti ini bangsa kita apa memang tidak punya minyak?" kata Bahlil.

Industri hulu migas (ilustrasi)

Photo :
  • Dok. PHE

Karenanya, Bahlil menegaskan bahwa tata kelola migas di Tanah Air memang perlu diperbaiki. Pertama yakni dengan mengoptimalkan sumur-sumur idle, dan kedua dengan memanfaatan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk memanfaatkan sumur-sumur idle tersebut.

"Yang ketiga, ada 300 sumur yang sudah selesai eksplorasi tapi belum di Plan of Development (PoD). Nah, itu juga harus diselesaikan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya