Anindya Bakrie Pede Nilai Kerja Sama RI-India Tembus US$50 Miliar di 2025, Simak Faktornya!
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA -Â Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie meyakini potensi nilai kerja sama antara Indonesia dan India yang termaktub di dalam 5 poin nota kesepahaman (MoU), yang disepakati baru-baru ini akan mampu meningkatkan nilai kerja sama antarkedua negara.
Di mana, dengan nilai kerja sama RI-India yang mencapai sekitar US$30 miliar saat ini dipastikan akan meroket hingga mencapai US$50 miliar di tahun 2025 atau dalam waktu dekat.
"Sebenarnya (nilai kerja sama Indonesia-India) jumlahnya US$30 miliar. Tapi di 2025 atau dalam waktu dekat, diharapkan bisa menjadi US$50 miliar. Bahkan, potensi dalam satu dekade menurut saya bisa 4 kali lipat," kata Anindya di sela-sela kegiatan kunjungan kerja ke New Delhi, India, pada Senin, 27 Januari 2025.
Kelima bidang yang dicakup dalam MoU Indonesia-India itu antara lain sektor kesehatan, farmasi, teknologi, hingga pertukaran budaya serta peningkatan sumber daya manusia (SDM).
Bahkan, secara lebih luas Anindya menyebut sektor-sektor lain yang juga tengah disasar pengembangannya antara lain seperti bidang agrikultur, manufaktur, hingga transisi energi.
"Nah, lima hal ini masih ditambah lagi satu yakni mengenai affordable housing atau perumahan terjangkau," ujarnya.
Tingginya potensi nilai kerja sama antara Indonesia-India itu, menurut Anindya Bakrie adalah karena masih banyaknya aspek yang belum diakselerasi pada bidang-bidang tersebut.
Terlebih, hal itu belum mengikutsertakan bidang-bidang yang bersifat human capital atau upskilling, padahal itu merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki India.
"Jadi untuk bisa mencapai goods atau barang dan service yang banyak, itu sangat mungkin. Karena kedua negara ini penopang pertumbuhan dunia dari Global South," kata Anindya.
Di sisi lain, lanjut Anindya, selain menjalin hubungan perdagangan dan investasi, Indonesia dan India juga bisa berkolaborasi untuk menghasilkan lebih banyak lagi jalinan pedagangan dengan kawasan-kawasan lainnya.
Dengan modal sumber daya alam milik Indonesia dan kemampuan SDM India yang baik, maka kolaborasi keduanya diyakini akan mampu menghasilkan suatu produk yang nilai tambahnya lebih besar.
"Saya rasa bukan hanya produk barangnya saja yang secara umum bisa menopang dunia, tapi produk-produknya itu juga bisa menjadi produk andalan dalam keadaan geopolitik yang tidak pasti di antara Amerika dan Cina," kata Anindya.
Dari sisi pasar modal, kedua negara juga bisa bekerja sama. Sehingga, jumlah dana kelolaan atau assets under management (AUM)-nya pun bisa mencapai US$1 triliun.
"Tentu bukan berarti serta-merta investor asing dari India berinvestasi di Indonesia dan sebaliknya. Tapi dengan edukasi yang baik, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang sudah ada di India itu sangat mengerti perkembangan yang ada," ujarnya.