BKPM Resmikan Proyek Hilirisasi Timah di Batam, Nilainya Rp 1,2 Triliun

Todotua Pasaribu dan Yuliot di Kertanegara, Jakarta Selatan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meresmikan groundbreaking proyek hilirisasi timah di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Nilai investasi dan modal kerja tahap awal proyek ini mencapai Rp 1,2 triliun.

Hilirisasi Nikel Didorong Berorientasi Hijau hingga Mampu Ciptakan Green Jobs

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Todotua Pasaribu mengatakan, proyek ini merupakan langkah strategis dalam mendukung program hilirisasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

"Dengan nilai investasi dan modal kerja tahap awal sebesar Rp 1,2 triliun, fasilitas ini dirancang untuk menjadi salah satu pusat hilirisasi timah terbesar di dunia," ujar Todotua dalam keterangannya dikutip Sabtu, 25 Januari 2025.

Erick Thohir Beberkan Peran BUMN dari Program Hilirisasi hingga Makan Bergizi Gratis

Pertambangan timah (Ilustrasi)

Photo :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Todotua menjelaskan, proyek hilirisasi timah ini mencakup pembangunan fasilitas tin chemical oleh PT Batam Timah Sinergi (BTS), dan fasilitas tin solder oleh PT Tri Charislink Indoasia (TCI). Keduanya merupakan anak usaha dari PT Cipta Persada Mulia (CPM). 

Terima Kunjungan Menteri Liu, Bahlil Bahas Investasi hingga Hilirisasi

“Hari ini kita menyaksikan momen penting dalam transformasi industri timah nasional. Hilirisasi adalah kunci untuk memastikan sumber daya alam Indonesia dimanfaatkan secara optimal, tidak hanya sebagai komoditas mentah, tetapi sebagai produk dengan nilai tambah tinggi yang berdaya saing global,” jelasnya.

Todotua menyebut, PT Cipta Persada Mulia sebagai induk usaha, memiliki peran strategis dalam industri timah nasional. Aktivitas perusahaan mencakup kegiatan pertambangan bijih timah melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) serta produksi tin ingot di smelter miliknya. 

"Produk tin ingot tersebut kemudian diolah lebih lanjut oleh BTS untuk produksi tin chemical dan oleh TCI untuk pengembangan tin solder serta tin heat stabilizer," jelasnya.

Dia menjelaskan, groundbreaking BTS dilakukan untuk mendukung pembangunan fasilitas tin chemical yang saat ini memasuki tahap awal pengerjaan lahan konstruksi. Sementara itu, TCI sudah memasuki tahap commissioning dan produksi penuh.

Todotua mengatakan proyek ini sejalan dengan Roadmap Hilirisasi Nasional yang menargetkan Indonesia menjadi produsen timah terbesar kedua di dunia pada 2045. Selain menciptakan fasilitas produksi berkelas dunia, proyek ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ekosistem industri, terutama di wilayah Kepulauan Riau.

“Indonesia, sebagai negara dengan cadangan timah terbesar kedua di dunia, harus mampu memanfaatkan sumber daya ini secara optimal untuk meningkatkan nilai tambahnya. Hilirisasi komoditas timah di Indonesia diperlukan untuk dapat menyerap produksi tin ingot dalam negeri serta mengembangkan industri hilir yang memiliki potensi pasar global yang tinggi,” katanya.

Selain mendukung hilirisasi, proyek ini juga mendukung pemerataan pembangunan industri ke luar Pulau Jawa. Lokasi strategis Kota Batam yang dekat dengan jalur perdagangan internasional, ditambah dengan infrastruktur logistik yang memadai, memberikan keunggulan dalam efisiensi ekspor-impor komponen.

Todotua Pasaribu dan Yuliot di Kertanegara, Jakarta Selatan

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Todotua juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk memastikan keberhasilan proyek ini. 

“Kami berkomitmen untuk mendukung percepatan perizinan, pengawalan realisasi investasi, dan pengembangan sumber daya manusia lokal. Kami juga mendorong BTS dan TCI untuk menarik lebih banyak investor yang menjadi offtaker produk mereka, sehingga tercipta ekosistem industri timah yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya