Pemerintah Pastikan Gabah Dibeli Sesuai HPP Rp 6.500/Kg

Ilustrasi petani sedang menjemur gabah.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Pemerintah memastikan hasil panen gabah petani akan dibeli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram tanpa pengecualian. Komitmen ini ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas.

“Hari-hari ini hingga tiga bulan mendatang, kita menghadapi tantangan bagaimana cara menampung dan membeli gabah petani dengan harga Rp 6.500 per kg sesuai putusan ratas. Tidak ada perincian lagi, gabah ya Rp 6.500,” ujar Zulkifli dalam keterangannya Kamis, 23 Januari 2025.

Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Zulhas menuturkan, sebagai tindak lanjut dari peningkatan produksi padi sebesar 50 persen yang diproyeksikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Januari hingga Maret 2025. Maka Bulog diberi target besar menyerap 3 juta ton beras dalam waktu singkat.

“Bulog harus membeli sebanyak 3 juta ton dalam waktu pendek ini, yakni Januari, Februari, Maret, dan April. Kalau dalam bentuk gabah, tentu lebih banyak lagi,” jelasnya.

Selain itu, Bulog juga diwajibkan membeli beras dari pabrik-pabrik yang telah membeli gabah petani sesuai HPP. “Karena pabrik membeli gabah Rp 6.500 per kilogram, maka Bulog akan membeli beras dari mereka seharga Rp 12.000 per kilogram,” jelasnya.

Zulhas menuturkan, untuk memastikan target penyerapan 3 juta ton tercapai, Bulog mengusulkan adanya fleksibilitas harga pembelian beras, dengan rentang Rp 12.000–Rp 12.250 per kilogram. Meski usulan ini telah mendapat persetujuan dalam rapat koordinasi, keputusan final masih menunggu pembahasan dalam rapat terbatas bersama Presiden.

“Sekarang harga pembelian tetap Rp 12.000. Tapi usulan range harga tersebut akan dibawa ke ratas karena kami rakor tidak bisa melebihi keputusan ratas,” terang Zulkifli.

Misbakhun Puji Keputusan Prabowo Selektif Terapkan PPN 12 Persen

Sementeara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memperingatkan dampak serius jika gabah petani terus dibeli di bawah HPP. Selain merugikan petani, kondisi ini dapat mengancam upaya swasembada pangan dan menurunkan luas tanam padi di masa mendatang.

“Terjadi penurunan luas tanam di dua minggu terakhir. Kenapa? Karena harga. Petani beralih menanam sayuran yang lebih menguntungkan, khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,” jelasnya.

Garuda AstaCita Nusantara Pede Pengapusan Utang Petani hingga Kenaikan UMP Bakal Dongkrak Ekonomi Rakyat

Adapun dari pantauan rutin Kementerian Pertanian, 70 persen harga gabah di lapangan masih di bawah HPP. “Ini sangat tidak baik bagi petani kita. Kita sudah memberikan subsidi Rp 144 triliun, kita sudah ‘paksa’ petani menanam. Tapi setelah mereka produksi dan surplus, kita malah ‘abaikan’ mereka,” ujar Amran.

Prabowo Kerek Harga Jagung dan Gabah, PAN: Ini Keputusan Historis
Yayasan GSN dan PT Atthaya Beri Bantuan Pupuk Gratis di Majalengka

Yayasan GSN yang Didirkan Prabowo Bersama Atthaya Bagikan Bantuan Pupuk ke Petani Majalengka

Bantuan pupuk urea nitrea dan alat semprot atau handsprayer, kembali diberikan kepada sejumlah petani, oleh Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional atau GSN, dan PT Atthaya.

img_title
VIVA.co.id
20 Januari 2025