Di Forum Ekonomi Dunia, Anindya Bakrie: Indonesia Terbuka untuk Investasi EV
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Bakrie menegaskan, Indonesia sangat terbuka untuk tujuan bisnis dan investasi, terutama di sektor kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Ditekankan Anindya bahwa Indonesia sebagai negara dengan 17.000 pulau dan 5 pulau besar, penting untuk membangun dan mengembangkan klaster industri demi menarik teknologi, bakat, dan investasi.
"Jadi saya pikir, itulah mengapa diskusi ini sangat tepat waktu. Karena di kami (kabinet pemerintahan) baru saja dilantik 90 hari lalu, dan salah satu agenda utamanya adalah melakukan hilirisasi yang baik pada setiap mineral penting," kata Anin saat menjadi panelis di Forum Ekonomi Dunia, Davos, Swiss, Selasa, 21 Januari 2025.
Dengan masuknya Indonesia ke dalam rantai pasok EV global, Anindya meyakini bahwa hal itu akan berdampak positif bagi perekonomian nasional. Meskipun di sisi lain, aspek geopolitik menurutnya juga harus mendapatkan perhatian khusus bagi para pelaku industri EV global, karena hal itu berkaitan dengan kapasitas teknologinya.
Dimana dalam hal penciptaan rantai pasok yang tangguh dan juga efisien, semua pelaku di industri EV global harus bersikap realistis karena saat ini masih banyak teknologi terkait yang berasal dari Tiongkok.
Namun, lanjut Anindya, potensi lainnya di ranah itu masih bisa digali kembali, mengingat bahwa masih ada porsi 60 persen bagi penjualan kendaraan listrik dan 70 persen bagi penjualan baterai kendaraan listrik.
"Tiongkok adalah pelopor. Namun, kami ingin menyeimbangkan dengan dunia barat. Misalnya dalam kelompok kami, kami memiliki inisiatif yang disebut INBC, yaitu Industrial Net-Zero Battery Consortium, yang berfokus pada dunia barat," kata Anindya.
"Karena kami percaya, baik dunia barat, Eropa, AS, dan juga Inggris, tentunya membutuhkan bahan baterai nikel," ujarnya.