Kemiskinan Turun Tapi Ketimpangan Naik, Airlangga: Kita Dorong Kelas Menengah
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA – Tingkat kemiskinan di Indonesia menjadi yang terendah sepanjang sejarah Indonesia. Namun, di sisi lain angka ketimpangan tercatat mengalami kenaikan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 8,57 persen per September 2024 atau turun dari Maret 2024 yang sebesar 9,03 persen. Sedangkan angka ketimpangan yang diukur melalui gini ratio per September 2024 sebesar 0,381, naik dari Maret 2024 yang sebesar 0,379.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, dari naiknya angka ketimpangan ini pemerintah akan mendorong pertumbuhan kelas menengah.
"Ya, pertama kan kemarin memang ada program untuk penurunan kemiskinan. Nah, memang indeks kesenjangan ini yang harus kita dongkrak. Makanya arahan Bapak Presiden kita harus mendongkrak kelas menengah," ujar Airlangga kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 17 Januari 2025.
Airlangga menjelaskan, penguatan kelas menengah menjadi fokus utama pemerintah, khususnya melalui sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta pekerja formal. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah kebijakan pajak penghasilan (PPh) yang ditanggung pemerintah bagi karyawan dengan pendapatan hingga Rp 10 juta per bulan.
"Antara lain kelas menengah itu kan di UMKM dan pekerja karyawan atau karyawati. Sehingga itu yang kita dorong, makanya salah satu paket yang kita kirimkan di tahun ini yang gaji sampai Rp 10 juta itu PPH-nya ditanggung pemerintah. Sehingga itu akan mendorong daya beli," jelasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, dari total penduduk Indonesia, tingkat kemiskinan pada September 2024 hanya sebesar 8,57 persen atau turun 0,46 persen. Sehingga kemiskinan di September ini menjadi yang terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Demikian disampaikan oleh Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers rilis BPS pada bulan Januari 2025 di Kantor BPS, Jakarta Pusat.
"Kemiskinan September 2024 sebesar 8,57 persen ini menjadi pencapaian terendah di Indonesia sejak pertama kalinya angka kemiskinan diumumkan oleh BPS pada tahun 1960," ujar Amalia dalam konferensi pers Rabu, 15 Januari 2025.
"Jadi ini pertama kalinya kita menyentuh digit depannya 8 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang belum pernah sebelumnya," sambungnya.
Amalia menuturkan, jumlah penduduk miskin sejak pandemi pada 2020 terus  mengalami penurunan. Pada September 2024 ini jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 24,06 juta orang.
"Pada September 2024 jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sebanyak 24,06 juta orang, atau turun 1,16 juta orang dibandingkan Maret 2024," katanya.