Bursa Asia Sumringah Jelang Keputusan Suku Bunga Bank Sentral Korea Selatan
- Nikkei Asia
Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik menunjukkan penguatan hampir seluruh indeks pada pembukaan pasar, Kamis, 16 Januari 2025. Kinclongnya indeks bersamaan dengan para investor menanti keputusan suku bunga Bank of Korea (BOK) yang rencananya diumumkan hari ini.Â
Para ekonom memperkirakan bank sentral Korea Selatan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Artinya jika benar maka suku bunga turun dari 3,00 persen menjadi 2,75 persen.
Dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, 16 Januari 2025, indeks Nikkei 225 Jepang diprediksi akan melesat ditopang lonjakan kontrak berjangka Osaka dan Chicago.Â
Kedua kontrak berjangka masing-masing diperdagangkan di level 38.750 dan 38.820. Posisi terakhir indeks saat penutupan berada di level 38.444,58.
Pemerintah Jepang segera melaporkan data indeks harga produsen (PPI) untuk bulan Desember 2024. Ekonom meramal tingkat PPI Jepang akan menguat menjadi 0,4 persen dari 0,3 pada bulan November 2024.
Indeks Hang Seng Hong Kong menguat dari 19.286,07 menjadi 18.426. Begitu pula indeks S&P/ASX 200 Australia melesat hingga 1,53 persen di awal perdagangan pasar.
Australia dijadwalkan akan merilis data pengangguran untuk bulan Desember 2024. Tingkat pengangguran diperkirakan naik sedikit menjadi 4 persen dari 3,9 persen pada bulan sebelumnya.
Di Wall Street, sejumlah saham mengalami lompatan harga signifikan bersamaan dengan sumringahnya dua indeks utama. Perdagangan Rabu, 15 Januari 2025, dinobatkan menjadi hari terbaik sejak 6 November 2024.
S&P 500 melesat sebesar 1,83 persen disusul Nasdaq Composite yang melonjak sebanyak 2,45 persen. Sayangnya, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami koreksi cukup dalam, yakni 1,65 persen.Â
Sementara itu, patokan imbal hasil Treasury 10 tahun turun tajam sekitar 4,65 persen atau 13 bps. Kemerosotan menyusul laporan inflasi Amerika Serikat (AS).Â
Harga minyak naik menyusul berita gencatan senjata Israel-Hamas dan kesepakatan penyanderaan. Minyak mentah Brent menguat 3,22 persen sementara WTI naik tipis 0,3 persen menjadi US$ 80,28 per barel.