Kuasai Pasar Global, Ekspor Durian Vietnam 2024 Capai Rp53 Triliun
- www.freepik.com
Jakarta, VIVA – Vietnam saat ini tampak semakin mengukuhkan posisinya sebagai raksasa baru di pasar durian global. Pencapaian ini menjadi salah satu sorotan dalam dinamika perdagangan internasional tahun 2024, di mana ekspor durian negara tersebut mencatatkan nilai fantastis mencapai USD3,3 miliar atau sekitar Rp53 triliun, berdasarkan laporan terbaru CNBC.Â
Pencapaian ini mencerminkan lonjakan signifikan, jika dibandingkan dengan tahun 2022. Saat itu, nilai ekspor durian Vietnam hanya mencapai sebagian kecil dari angka tersebut.
Hal ini, tidak lepas dari perencanaan strategis yang matang dan pemanfaatan optimal potensi agrikultur lokal Vietnam. Melansir dari Vietnam News, negara ini berhasil memanfaatkan lahan perkebunan durian seluas 150.000 hektare, terutama di Delta Mekong dan kawasan dataran tinggi, untuk menghasilkan buah berkualitas  sepanjang tahun.Â
Selain itu, ada juga andil dari kolaborasi dengan Tiongkok melalui protokol ekspor yang ditandatangani pada 2022, yang juga menjadi faktor kunci. Protokol ini memungkinkan Vietnam mengekspor durian dengan memenuhi standar keamanan pangan ketat, pelacakan produk, dan teknologi pembekuan modern untuk menjaga kesegaran durian selama pengiriman.
Sementara itu, permintaan durian di Tiongkok terus melonjak, terutama di kalangan kelas menengah yang menganggap durian sebagai buah mewah sekaligus bahan kuliner inovatif. Pada November 2024, total impor durian Tiongkok mencapai 1,53 juta ton dengan nilai USD6,83 miliar, naik 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.Â
Vietnam, berhasil menguasai 47 persen pangsa pasar ini, dan hanya sedikit tertinggal dari Thailand sebagai pemimpin pasar. Produk-produk kreatif seperti durian hot pot dan roti durian, semakin memperluas daya tarik buah ini di pasar premium Tiongkok.
Sayangnya, pencapaian Vietnam ini justru menjadi tamparan keras bagi Indonesia, yang ekspor duriannya pada 2023 hanya mencapai Rp17 miliar atau sekitar USD1,07 juta. Keterbatasan strategi, teknologi, dan pengelolaan produksi membuat Indonesia sulit bersaing di pasar global, meskipun memiliki potensi agrikultur yang besar.