Anindya Bakrie Optimistis RI Gabung BRICS Bisa Buka Akses Pasar Baru
- Kemlu
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menegaskan, langkah pemerintah Indonesia untuk bergabung dengan BRICS, merupakan salah satu upaya untuk membuka akses pasar baru ke negara-negara yang selama ini tidak ditekuni pengembangan pasarnya oleh pemerintah Indonesia.
Karenanya, Dia pun berharap bahwa Indonesia bisa menciptakan dan memanfaatkan peluang-peluang terbaik yang bisa didapat, dari jalinan kerja sama dengan negara-negara anggota BRICS lainnya.
"Mengenai BRICS, tentu secara umum Indonesia masih harus memunculkan yang terbaik buat dirinya. Misalnya dengan membuka akses pasar baru di tempat-tempat yang tidak kecil, tapi jarang kita tekuni. Seperti misalnya India, Afrika Selatan, dan Brazil," kata Anindya di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan, Senin, 13 Januari 2025.
Dia mengaku, kehadiran Presiden Prabowo Subianto pada KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil pada November 2024 lalu, merupakan langkah awal dari upaya menjalin kerja sama perdagangan dan membuka akses pasar di Negeri Samba tersebut.
"Karena kemarin saat November 2024 kita ke sana (Brasil), ternyata ekonominya terutama ekonomi hijau di sana juga maju. Memang ini (Brasil) bangsanya besar, penduduknya besar, dan juga size dari ekonominya sendiri itu juga besar," ujarnya.
Mengenai ancaman dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sempat mengancam akan mengenakan tarif tinggi kepada negara-negara anggota BRICS, Anindya menilai bahwa hal itu perlu disiasati.
Sebab secara prinsip kenegaraan, Indonesia ditegaskan Anindya merupakan negara non-blok yang tentunya juga memiliki hak yang sama dalam hal pembukaan akses-akses pasar baru.
"Karena Indonesia juga mesti maju, mesti berkembang, dan kita tidak berpolitik apapun kecuali ingin memperluas dan memperkuat perekonomian kita. Karena bagaimanapun juga, kalau pasarnya tidak besar, maka hasil yang dibangun di Indonesia mau dikirim ke mana?" kata Anindya.
"Dan yang kedua, kalau kita tidak mendapatkan investasi, bagaimana kita bisa mengembangkan perekonomian. Karena kita tidak bisa hanya fokus pada konsumsi domestik dan juga belanja pemerintah saja," ujarnya.