UMKM Naik Kelas! Strategi Jitu Mendag Busan Mendobrak Pasar Dunia
- VIVA/Ayesha Puri
Jakarta, VIVA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melaporkan capaian kinerja Kementerian Perdagangan selama tahun 2024. Dalam paparannya, Mendag Busan melakukan perluasan pangsa pasar internasioal dengan mendorong peningkatan ekspor dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia selama periode Januari–November 2024 mencapai US$ 241,25 miliar. Ekspor ini terdiri atas ekspor sektor migas US$ 14,34 miliar dan nonmigas US$ 226,91 miliar.Â
Mendag Busan merancang strategi sebagai upaya meningkatkan ekspor. Garis haluan meliputi perluasan pasar ekspor serta pemberdayaan UMKM melalui program UMKM Bisa Ekspor. Â
Mendag Busan menyampaikan perluasan pasar ekspor dilakukan dengan memperkuat diplomasi perdagangan melalui penyelesaian perundingan dan sengketa perdagangan. Selama 2024, terdapat tiga perundingan yang berhasil diselesaikan dan satu perundingan yang telah dimulai.Â
Perundingan yang telah selesai diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian ASEAN Movement of Natural Persons (MNP) pada 14 Februari 2024. Kemudian ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) pada 7 Maret 2024 dan penandatanganan Protokol Perubahan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) pada 8 Agustus 2024.
Selain itu, Kemendag telah menandatangani Joint Ministerial Statement atas penyelesaian perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada 2 Desember 2024. Kemudian, perundingan yang sedang berjalan adalah Perundingan Indonesia–Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement (I-GCC PTA) pada 31 Juli 2024.
“Kami berhasil menyelesaikan sengketa trade remedies sekaligus mengamankan potensi nilai ekspor sebesar US$ 554,8 juta setara Rp 8,8 triliun yang terdiri dari produk kertas dan nanas dengan Australia serta produk batangan aluminium dan matras dengan Amerika Serikat," jelas Mendag Busan.
Sementara itu, UMKM Bisa Ekspor merupakan fasilitas dari Kemendag berupa pelatihan sumber daya manusia (SDM) ekspor dan jasa perdagangan. Pelatihan akan memberikan pengetahuan dan wawasan di bidang perdagangan dan jasa kepada pelaku usaha dan masyarakat umum.
Mendag Busan menerangkan, pelaksanaan kegiatan pelatihan ekspor sudah berjalan 99 angkatan dengan total peserta 2.931 orang. Sedangkan, pelatihan SDM jasa perdagangan diikuti 180 peserta yang berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di 29 kabupaten dan kota dari 12 provinsi.
Pelatihan meliputi 16 kategori produk, yakni makanan, minuman, hingga fesyen. Kemendag melalui Indonesia Design Development Center (IDDC) telah melatih 122 UMKM untuk membuat desain produk yang inovatif.
Tercatat, Kemendag berhasil mencetak 113 UMKM Bisa Ekspor. Total transaksi ekspor dari program ini membukukan nominal sebanyak US$ 4,15 juta setara Rp 67,01 miliar dari sembilan wilayah di Indonesia.Â
Dengan memperhitungkan berbagai faktor seperti Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dunia, PDB Indonesia, nilai tukar, serta harga komoditas dunia, ekspor nasional Indonesia ditargetkan akan tumbuh sebesar 7,1 persen pada 2025 atau senilai US$ 294,45 miliar. Sementara itu, ekspor dari UMKM diharap dapat tumbuh 9,63 persen pada 2025 dan pertumbuhannya akan mencapai 21,57 persen di tahun 2029.
"“Kami terus berkomitmen untuk melakukan kolaborasi antara pemerintah, para pelaku usaha, dan masyarakat, untuk menghadapi berbagai tantangan di sektor perdagangan, serta meningkatkan ekspor dan pertumbuhan ekonomi untuk menuju Indonesia emas 2045," tutur Mendag Busan.