Bahlil Ungkap Skema Subsidi BBM Terbaru Segera Diumumkan, Proses Pendataan Masih Berlangsung
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengungkapkan, persentase penyelesaian skema baru subsidi BBM oleh pemerintah telah mencapai 98 persen. Ia berjanji bahwa pemerintah akan segera mengumumkan mengenai hal tersebut, apabila masalah tumpang tindih data penerima subsidi BBM itu sudah berhasil diatasi oleh pemerintah.
"Penyelesaiannya sekarang sudah 98 persen lah ya. Kita akan umumkan nanti di tahun ini, doakan saja kalau datanya sudah selesai. Karena datanya ini kan jangan sampai tumpang tindih," kata Bahlil di kantor BPH Migas, kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Januari 2025.
Ketika ditanya apakah hal itu bisa diumumkan pada kuartal I-2025 ini, Bahlil pun hanya minta didoakan agar hal itu bisa segera terwujud. "Ya, doain ya (bisa diumumkan di kuartal I-2025)," ujarnya.
Dia mengatakan, proses yang berlangsung hingga saat ini memang sempat terkendala oleh adanya tiga kali perubahan, akibat ketidaksinkronan data penerima subsidi.
Bahlil mengakui, selama ini data calon penerima subsidi BBM antara yang dimiliki oleh Kementerian Sosial, Pertamina, PLN, memang kerap berlainan. Karenanya, guna menangani masalah ketidaksinkronan data tersebut, pemerintah telah menetapkan bahwa data yang akan digunakan adalah data milik Badan Pusat Statistik (BPS).
"Maka sekarang datanya semua dikumpul ke satu pintu lewat BPS. Karena ini sudah tiga kali perubahan, sudah hampir (selesai), tinggal sedikit lagi," kata Bahlil.
Dia menegaskan, proses validasi data yang sangat memakan waktu ini, diakui Bahlil sangat krusial. Karena pemerintah tidak ingin data-data penerima peralihan subsidi itu bisa sampai tidak tepat sasaran.
"Masa kita memberikan subsidi kepada orang yang tidak tepat, kan tidak pas. Karena temanya ini kan adalah subsidi tepat sasaran," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Bahlil telah mengumumkan bahwa subsidi BBM bakal dijalankan dalam dua skema, yang bertujuan agar penyalurannya bisa lebih tepat sasaran. Kedua skema itu salah satunya adalah skema blending, di mana subsidi diberikan sebagian dalam bentuk barang. Kemudian skema lainnya yakni bahwa subsidi disalurkan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Kedua skema ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, sekaligus memastikan bahwa subsidi energi disalurkan dengan tepat sasaran.
"Selama ini kan kita tahu bahwa subsidi ini ditengarai sebagian tidak tepat sasaran. Karena yang berhak mendapat subsidi ini adalah saudara-saudara kita yang memang, mohon maaf, ekonominya menengah ke bawah," ujarnya.