Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Stabil, Ini Pesan Ketua OJK

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah dinamika perekonomian global dan domestik. Namun, OJK meminta Lembaga Jasa Keuangan (LJK) memonitor perkembangan terkini global guna mengantisipasi potensi risikonya.

Dapat Restu OJK, Pegadaian Jadi Bank Emas Pertama di Indonesia

Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Desember 2024.

"Rapat dewan komisioner bulan Desember menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah dinamika perekonomian global dan domestik," ujar Mahendra Selasa, 7 Januari 2025.

Syarat Ajukan Pinjol dan Pakai PayLater Makin Ketat, Minimal Harus Punya Gaji Segini

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

Mahendra mengatakan, perekonomian global saat ini menunjukkan pemilihan terbatas. Hal ini seiring dengan mayoritas rilis data perekonomian menunjukkan negara-negara berada di bawah ekspektasi. 

OJK to Tighten PayLater Regulations: Age and Income Limits

Dia menilai, rilis tersebut telah mendorong posisi bank-bank sentral lebih netral ke depan. Meskipun mayoritas bank sentral telah menurunkan suku bunga kebijakannya dalam dua bulan terakhir.

Mahendra menuturkan, di Amerika Serikat (AS) data ketenagakerjaan tumbuh solid dengan inflasi yang cenderung sticky. Dia menyebut, the Fed pada tahun ini diperkirakan hanya memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 50 basis poin (bps).

"Selain itu pasar juga terus mencermati kebijakan dari presiden terpilih Trump yang turut mempengaruhi kenaikan volatilitas pasar keuangan," jelasnya.

Sedangkan di China, Mahendra mengatakan bahwa pemulihan dari sisi permintaan atau supply sudah mulai terlihat. Meskipun belum ada sinyal pembaikan dari sisi permintaan atau demand.

"Data Consumer Price Index atau CPI terus menunjukkan disinflasi dan ekspor yang terkontraksi. Sementara di sisi lain PMI Manufaktur tercatat di zona ekspansi," jelasnya.

Sementara dari sisi domestik, Mahendra menilai bahwa perekonomian Indonesia tercatat stabil. Hal ini tercermin dari data inflasi, berlanjutnya surplus neraca perdagangan, dan membaiknya data PMI Manufaktur.

"Berdasarkan kondisi kondisi tersebut, maka OJK yang terus mencermati perkembangan terkini meminta LJK agar terus memonitor faktor-faktor risiko tersebut secara berkala, dalam rangka mengukur kemampuan LJK untuk menyerap potensi risiko yang terjadi," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya