YLKI Minta Masyarakat Tidak Panic Buying terkait Program Diskon Listrik
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta, masyarakat tidak perlu melakukan pembelian listrik secara berlebihan atau panic buying. Hal ini menyusul program diskon tarif listrik yang diberikan pemerintah kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA.Â
"Belilah token (listrik) sesuai kebutuhan, tidak perlu panic buying walaupun ada diskon listrik. Penghematan yang diperoleh masyarakat dari program diskon tersebut baiknya digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif," ujar Tulus dalam keterangannya Jumat, 3 Januari 2025.Â
Tulus menekankan, tujuan Pemerintah dalam memberikan diskon listrik untuk menjaga daya beli masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
"Masyarakat harus bijak memanfaatkan diskon tarif listrik yang diberikan Pemerintah. Penghematan tersebut bisa kita gunakan untuk biaya pendidikan, kesehatan atau jadi modal usaha sehingga berdampak positif bagi perekonomian. Jangan malah konsumtif dengan memborong listrik," katanya.
Lebih lanjut, Tulus juga mendukung target konsumen yang memperoleh diskon listrik sebesar 50 persen pada periode Januari-Februari 2025.
"Diskon 50 persen listrik ini hanya diperuntukkan bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah. Artinya yang disasar adalah kelompok pelanggan menengah ke bawah. Jadi pelanggan menengah atas jangan komplain dong, karena mereka merupakan golongan yang mampu," ujarnya.
Seperti diketahui, kebijakan diskon listrik sebesar 50 persen ditujukan bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA, 900 VA, 1300 VA dan 2200 VA. Diskon ini berlaku sejak Januari hingga Februari 2025.