Bursa Asia Kinclong saat Wall Street Terbebani Anjloknya Saham Teknologi
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik melesat saat membuka perdagangan pasar, Jumat, 3 Januari 2025. Sementara, Wall Street dilanda koreksi imbas tertekan penurunan saham teknologi.
Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) berencana melakukan pemangkasan memangkas suku bunga pada 'waktu yang tepat' di tahun 2025. Saat ini, suku bunga reverse repo 7 hari China (repo rate) berada di level 1,5 persen.
Secara terpisah, Kementerian Perdagangan China mengumumkan wacana memberlakukan pembatasan ekspor pada teknologi tertentu. Khususnya yang digunakan untuk membuat komponen baterai serta memproses mineral penting seperti litium dan galium.
Para investor di Asia akan terus menilai ketidakpastian politik di Korea Selatan. Media lokal, Yonhap News, memberitakan Dewan Pengawas korupsi Korsel tengah berupaya melaksanakan surat perintah penangkapan untuk Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan. Upaya darurat militer yang dilakukan Yoon pada 3 Desember 2024 telah menyebabkan kekacauan politik di negara ginseng.
Dikutip dari CNBC International pada Jumat, 3 Januari 2025, indeks Kospi Korea Selatan melambung 1,64 persen. Kosdaq menyusul kenaikan sebesar 1,65 persen.
Lonjakan dua indeks Korsel didorong kinclongnya saham SK Hynix yang melonjak 4,32 persen. Kenaikan terjadi usai produsen chip mengungkap rencana untuk memposisikan perseroan sebagai penyedia memori AI di Consumer Electronics Show 2025 pekan depan.
Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,50 persen. Namun, indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi dari 19.623,32 menjadi 19.610.
Perdagangan pasar Jepang masih tutup karena hari libur.
Tiga indeks utama di Wall Street mengakhiri sesi perdagangan pertama tahun baru dengan penurunan. Kondisi tersebut memperpanjang koreksi pada akhir tahun 2024 sekaligus menandakan pasar mungkin tidak melihat “reli Sinterklas” tahun 2025.
Semalam, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok sebanyak 151,95 poin atau 0,36 persen dan ditutup pada level 42.392,27. Nasdaq Composite turun tipis 0,16 persen menjadi 19.280,79.
S&P 500 merosot 0,22 persen menjadi 5.868,55. Hal itu menandai sesi kelima berturut-turut dalam posisi merah untuk S&P 500 dan Nasdaq.
Saham teknologi besar membebani pasar. Saham Apple jatuh 2,6 persen diikuti penurunan saham Tesla sebesar 6 persen karena pengiriman tahunan yang lebih rendah.