Inflasi Turun Imbas Pertumbuhan Kredit Lesu, Masyarakat Sudah Tak Tertarik Ngutang Karena Ini
- Pixabay/Tumisu
Jakarta, VIVA – Phintraco Sekuritas mengungkapkan fakta mengejutkan masyarakat Indonesia mulai mengurangi kebiasaan berhutang. Hal tersebut dibuktikan rendahnya pertumbuhan kredit dalam setahun terakhir.
Penurunan pembiayaan hutang selaras dengan tren laju penurunan inflasi yang melandai pada Desember 2024. Badan Pusat Statistik menyampaikan tingkat inflasi secara tahunan (yoy) dan periode yang sama tahun sebelumnya (ytd) sebesar 1,57 persen.Â
Inflasi ini menjadi terendah sejak perhitungan pertama oleh BPS pada tahun 1958. Meskipun, perhitungan inflasi masih terbatas di wilayah Jakarta.Â
Dikutip dari berita VIVA, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan melandainya inflasi karena menurunnya harga bahan pokok pada semester pertama tahun 2024.
Selain itu, sejumlah komoditas mengalami deflasi sehingga menekan inflasi diantaranya cabai merah, cabai rawit, bensin hingga tarif angkutan umum. Sedangkan, komoditas penyumbang inflasi terbesar meliputi emas perhiasan dan rokok.
Rendahnya pertumbuhan kredit lantaran masyarakat cenderung memilih menunda penggunaan fasilitas kredit. Baik pinjaman untuk keperluan konsumsi maupun investasi karena tingginya suku bunga yang diberlakukan oleh lembaga keuangan.Â
"Tingginya suku bunga tersebut menyebabkan beban pembayaran bunga kredit menjadi lebih besar, sehingga mengurangi daya tarik masyarakat," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya yang dikutip pada Kamis, 2 Januari 2024.Â
Anjloknya pemanfaatan fasilitas kredit sebagai sumber pembiayaan terjadi dalam skala individu maupun korporasi. Menurut pandangan Phintraco Sekuritas, kondisi penurunan utang masyarakat turut mempengaruhi laju inflasi secara keseluruhan.